Jakarta (Antara Bali) - Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali,
Aburizal Bakrie, mengatakan, "Di Indonesia kekuatan politik terkadang
masih berada di atas supremasi hukum. Kita tahu supremasi hukum masih
menjadi cita-cita yang belum terwujud sepenuhnya."
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pidato
politik dia menyatakan itu, dalam acara Rapimnas Golkar, di Jakarta,
Sabtu malam, yang dihadiri Menteri Koordinasi bidang Politik, Hukum, dan
HAM, Luhut Pandjaitan, dan Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly.
Istilah
"hukum menjadi panglima" dicetuskan pada awalnya oleh Prof Dr Yusril
Mahendra SH, dalam pidato pengukuhan guru besarnya di Universitas
Indonesia, tidak lama setelah reformasi bisa menggantikan Orde Baru.
Aburizal meminta seluruh kader Golkar untuk tidak hanyut dan berkecil hati dengan kenyataan yang ada terkait polemik kepengurusan Partai Golkar.
"Kita tidak boleh berkecil hati, tidak boleh mengutuk gelapnya malam, tetapi harus menyalakan api pelita," kata dia.
Dia pun meminta ajang Rapimnas untuk segera bersikap atas penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang menurut dia sebaiknya dilaksanakan tahun ini.
"Sedih, pahit, kita harus bisa memahami situasi dan kondisi. Kita harus pandai membaca situasi," kata Aburizal. (WDY)
Aburizal meminta seluruh kader Golkar untuk tidak hanyut dan berkecil hati dengan kenyataan yang ada terkait polemik kepengurusan Partai Golkar.
"Kita tidak boleh berkecil hati, tidak boleh mengutuk gelapnya malam, tetapi harus menyalakan api pelita," kata dia.
Dia pun meminta ajang Rapimnas untuk segera bersikap atas penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa yang menurut dia sebaiknya dilaksanakan tahun ini.
"Sedih, pahit, kita harus bisa memahami situasi dan kondisi. Kita harus pandai membaca situasi," kata Aburizal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016