Nusa Dua (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VIII Bali-Nusa Tenggara berupaya menggenjot sosialisasi pasar modal di Pulau Dewata sebagai alternatif investasi tahun 2016.

"Literasi pasar modal masih minim, yang perlu kami kejar memberikan pemahaman dulu kepada masyarakat," kata Kepala Kantor OJK Regional VIII Bali-Nusa Tenggara, Zulmi ditemui pada Konferensi Otoritas Pasar Modal Internasional di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.

Menurut dia, melalui sosialisasi dan literasi terkait pasar modal dan jasa keuangan lainnya, pihaknya akan menjelaskan terkait manfaat dan faktor risiko.

Bergerak di industri pasar modal, lanjut Zulmi, perlu menerapkan prinsip kehati-hatian karena harga salam yang bergerak dinamis dan dipengaruhi oleh faktor nasional dan internasional.

"Tetapi kalau ada alternatif lain, kalau tidak paham dan tidak mau mengambil risiko tinggi bisa ke reksadana," ucapnya.

Untuk itu, Zulmi memberikan sejumlah "tips" yang perlu dipahami sebelum calon investor menanamkan dananya pada pasar modal.

Tips tersebut di antaranya memahami kondisi perusahaan, prospek perusahaan hingga kondisi global saat ini.

Sosialisasi itu, lanjut dia, juga menjadi program OJK tahun 2016 khususnya di Bali termasuk menambah sebaran pelaku pasar modal di luar Denpasar dan Kabupaten Badung yang selama empat tahun terakhir mendominasi investor pasar modal.

Hingga tahun 2015, Bursa Efek Indonesia (BEI) Denpasar mencatat total jumlah investor pasar modal di Bali mencapai 7.651 investor atau tumbuh 1.379 orang dari jumlah investor tahun sebelumnya mencapai 6.272 investor.

Sebagian besar investor pasar modal itu di antaranya berada di Denpasar sebanyak 4.976 orang dan Kabupaten Badung (1.191). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016