Mangupura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, melalui Dinas Pertanian setempat membenarkan musim tanam padi terancam mundur, karena perubahan iklim akibat fenomena El Nino yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia.

"Berdasarkan informasi BMKG ada perubahan cuaca yang terjadi saat ini, sehingga para petani juga menyampaikan kepada kami bahwa untuk menanam padi tidak mungkin dilakuakan," kata Kadis Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung, I.G.A Sudaratmaja, di Badung, Rabu.

Ia mengatakan, agar tanah yang dimiliki para petani tetap produktif, banyak petani di daerah itu beralih menanam palawija. Namun, pihaknya optimistis ketersediaan beras di daerah itu masih aman.

Sudaratmaja mengklaim, untuk produktivitas tanaman palawija di daerah itu mengalami peningkatan yang cukup signifikan, sehingga dengan upaya tersebut para petani dapat terus mengolah tanahnya selain menanam padi.

"Meskipun musim tanam padi dipastikan mundur, namun para petani di Badung sudah kreatif mengolah lahannya," tegasnya.

Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Badung, sejak Januari hingga Desember 2015 pencapaian luas area tanam di daerah itu mencapai 17.245 hektare (93,85 persen) dari target 18.376 hektare.

"Ke depannya target areal tanam padi yang belum terealisasi tinggal 6,15 persen atau 1.131 hektare," katanya.

Pihaknya optimistis, target luas areal tanam yang belum memenuhi target itu dapat terealisasi hingga akhir tahun 2016.

Ia menambahkan, dampak kemarau panjang ini justru diuntungkan dengan berlimpahnya produksi hasil palawija di daerah itu yang mengalami peningkatan seperti jagung mencapai 105 persen, kedelai (119 persen), kacang tanah (100 persen), ubi kayu (100 persen), ubi jalar (443 persen).

"Ini sebagai kompensasi dari musim kemarau yang berkepanjangan selain dipergunakan untuk menanam padi," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016