Kuala Lumpur (Antara Bali) - Pusat bisnis dan budaya Malindo (Malindo Business & Cultural Centre/MBCC) diperkirakan mencapai target investasi dua arah antara Indonesia dan Malaysia hingga 30 miliar dolar AS pada 2016.
Presiden MBCC Datuk Abdul Rahman Bakar mengatakan badan investor Indonesia-Malaysia itu sudah mencatatkan nilai investasi 20 miliar dolar AS sepanjang enam tahun.
Pembukaan kantor keempat MBCC di Malaysia mampu melebarkan penguasaan ekonomi dan budaya serumpun Melayu melalui proyek pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan serta industri kecil dan menengah, katanya seperti dikutip media setempat, Selasa.
"Sepanjang enam tahun pembentukan Malindo MBCC di Malaysia dan Indonesia, sebanyak 500 investor dibawa kedua negara untuk memajukan sektor ekonomi," katanya dalam pembukaan kantor MBCC di pusat perbelanjaan Templer, Seremban.
Abdul Rahman mengatakan, pembentukan organisasi tersebut juga diharapkan mampu menyelesaikan konflik budaya terkait kepemilikan hak cipta Melayu.
"Melalui Malindo MBCC di Negeri Sembilan, kita mengenal pasti investor yang layak untuk berinvestasi di Indonesia dan Malaysia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Presiden MBCC Datuk Abdul Rahman Bakar mengatakan badan investor Indonesia-Malaysia itu sudah mencatatkan nilai investasi 20 miliar dolar AS sepanjang enam tahun.
Pembukaan kantor keempat MBCC di Malaysia mampu melebarkan penguasaan ekonomi dan budaya serumpun Melayu melalui proyek pertanian, pertambangan, perkebunan, perikanan serta industri kecil dan menengah, katanya seperti dikutip media setempat, Selasa.
"Sepanjang enam tahun pembentukan Malindo MBCC di Malaysia dan Indonesia, sebanyak 500 investor dibawa kedua negara untuk memajukan sektor ekonomi," katanya dalam pembukaan kantor MBCC di pusat perbelanjaan Templer, Seremban.
Abdul Rahman mengatakan, pembentukan organisasi tersebut juga diharapkan mampu menyelesaikan konflik budaya terkait kepemilikan hak cipta Melayu.
"Melalui Malindo MBCC di Negeri Sembilan, kita mengenal pasti investor yang layak untuk berinvestasi di Indonesia dan Malaysia," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015