Denpasar (Antara Bali) - Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi Bali Ketut Lihadnyana mengatakan provinsi setempat pada 2016 akan mendapatkan total dana desa sekitar Rp416 miliar.
"Dana desa untuk 2016 cukup besar, lebih dari dua kali lipat dana desa tahun ini yang sekitar Rp185 miliar. Dengan demikian, masing-masing desa bisa dapat Rp600-800 juta," kata Lihadnyana, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kenaikan alokasi dana desa yang diterima Bali mengacu pada target pemerintah pusat bahwa pada 2016 total besaran dana desa mencapai sekitar tujuh persen dari APBN.
"Tahun 2017 kan ditargetkan dana desa 10 persen dari APBN, sedangkan sekarang baru tiga persen, sehingga pada 2016 masuk tujuh persen," ucapnya.
Lihadnyana menambahkan, peruntukan dana desa untuk tahun mendatang tidak jauh berbeda dengan saat ini yang diarahkan lebih banyak untuk pembangunan infrastuktur dasar seperti jalan dan gang desa, serta saranan umum lainnya. "Barulah sisanya dapat dimanfaatkan untuk arah pemberdayaan atau penguatan ekonomi masyarakat," katanya.
Pihaknya optimistis dengan peningkatan alokasi dana desa yang didapatkan Bali, akan lebih cepat dapat mengentaskan kemiskinan. Apalagi Pemprov Bali sendiri sudah memiliki program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dengan bantuan yang diterima setiap desa miskin sebesar Rp1,02 miliar.
"Gerbangsadu dengan dana desa saling menguatkan pembangunan yang ada di desa. Dengan demikian, desa harus mampu menurunkan tingkat kemiskinannya," ucapnya.
Demikian juga, kata Lihadnyana, tenaga pendamping yang disiapkan untuk mengawal penggunaan dan pelaporan pertanggungjawaban dana desa yang bersumber dari APBN itu juga sudah mendapatkan pelatihan dan akan diterjunkan mulai awal Januari 2016.
Sementara itu, Bali untuk 2015 mendapatkan dana desa yang besarnya total Rp185,42 miliar lebih yang diterima oleh 636 desa. Dana desa tidak diberikan sekaligus, tetapi dibagi menjadi tiga termin yakni termin pertama mendapatkan 40 persen, termin kedua 40 persen dan termin ketiga 20 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dana desa untuk 2016 cukup besar, lebih dari dua kali lipat dana desa tahun ini yang sekitar Rp185 miliar. Dengan demikian, masing-masing desa bisa dapat Rp600-800 juta," kata Lihadnyana, di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, kenaikan alokasi dana desa yang diterima Bali mengacu pada target pemerintah pusat bahwa pada 2016 total besaran dana desa mencapai sekitar tujuh persen dari APBN.
"Tahun 2017 kan ditargetkan dana desa 10 persen dari APBN, sedangkan sekarang baru tiga persen, sehingga pada 2016 masuk tujuh persen," ucapnya.
Lihadnyana menambahkan, peruntukan dana desa untuk tahun mendatang tidak jauh berbeda dengan saat ini yang diarahkan lebih banyak untuk pembangunan infrastuktur dasar seperti jalan dan gang desa, serta saranan umum lainnya. "Barulah sisanya dapat dimanfaatkan untuk arah pemberdayaan atau penguatan ekonomi masyarakat," katanya.
Pihaknya optimistis dengan peningkatan alokasi dana desa yang didapatkan Bali, akan lebih cepat dapat mengentaskan kemiskinan. Apalagi Pemprov Bali sendiri sudah memiliki program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dengan bantuan yang diterima setiap desa miskin sebesar Rp1,02 miliar.
"Gerbangsadu dengan dana desa saling menguatkan pembangunan yang ada di desa. Dengan demikian, desa harus mampu menurunkan tingkat kemiskinannya," ucapnya.
Demikian juga, kata Lihadnyana, tenaga pendamping yang disiapkan untuk mengawal penggunaan dan pelaporan pertanggungjawaban dana desa yang bersumber dari APBN itu juga sudah mendapatkan pelatihan dan akan diterjunkan mulai awal Januari 2016.
Sementara itu, Bali untuk 2015 mendapatkan dana desa yang besarnya total Rp185,42 miliar lebih yang diterima oleh 636 desa. Dana desa tidak diberikan sekaligus, tetapi dibagi menjadi tiga termin yakni termin pertama mendapatkan 40 persen, termin kedua 40 persen dan termin ketiga 20 persen. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015