Denpasar (Antara Bali) - Tim Penggerak PKK Provinsi Bali dan perwakilan kabupaten/kota belajar mengenai pengolahan sampah dengan mengunjungi salah satu perusahaan daur ulang sampah plastik di Denpasar, Kamis.

"Kami sangat antusias dan optimistis bahwa upaya ini dapat diterapkan para kader PKK, dimulai pada bagian paling terkecil yaitu Dasa Wisma. Dasa Wisma sangat strategis dalam menerapkan program pemilahan sampah, mengingat lingkungan keluarga merupakan penghasil berbagai macam sampah," kata Ketua Tim Penggerak PKK Ayu Pastika di sela-sela mengunjungi perusahaan daur ulang yang bernama PT Langgeng Jaya itu.

Menurut dia, sampah yang dihasilkan di lingkungan keluarga harus dipilah terlebih dahulu menjadi sampah organik, sampah plastik dan sampah metal.

Sampah organik dapat diolah langsung menjadi pupuk kompos sedangkan sampah lainnya dapat dikumpulkan dan dikelola oleh Dasa Wisma yang ada di banjar-banjar dan selanjutnya dapat diserahkan ke pengepul sampah.

"Sebaiknya di Dasa Wisma dipilah dulu sesuai dengan jenis sampah. Dengan pengelolaan sampah secara benar, saya yakin upaya ini akan mendukung pelaksanaan program Bali Mandara mewujudkan Bali sebagai Provinsi Hijau (Green Province) yang salah satu gerakannya adalah Bali Clean and Green," ujar istri orang nomor satu di Bali itu.

Ayu Pastika juga mengingatkan agar organisasi kewanitaan yang bertujuan memberdayakan keluarga, harus mengambil peran dalam kepedulian lingkungan.

Sementara itu, dalam kunjungan yang diterima langsung oleh Direktur Langgeng Jaya Group sekaligus Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Christine Halim, menjelaskan bahwa usaha pemilahan sampah yang dipimpinnya telah berjalan selama 10 tahun.

Bali merupakan lokasi pertama untuk merintis usahanya , hingga akhirnya sekarang sudah memiliki sejumlah cabang di wilayah lain. Dalam setahun usaha pemilahan sampah ini mampu menghasilkan botol plastik sebanyak 100 ton. "Untuk satu botol plastik itu beratnya 30 gram," katanya.

Ia menambahkan, sampah plastik yang dipilah berasal dari sejumlah pemulung di seluruh Bali. Namun untuk sekarang, pemulung dan pengepul sedikit mengurangi jumlah kiriman pasokannya dikarenakan harga daur ulang sedikit menurun akibat harga minyak bumi yang menurun juga.

"Kami berharap pemerintah dapat memberikan perhatian melalui pemberian stimulus untuk pelaku-pelaku daur ulang untuk dapat mengurangi sampah plastik," katanya.

Sedangkan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana mengatakan di Bali saat ini menghasilkan sampah kurang lebih 10 ribu meter kubik setiap hari dan jumlah sampah plastik mencapai 11 persen.

"Jika tidak ada langkah upaya untuk melakukan perubahan atau pengelolaan sampah maka akan menimbulkan masalah baru di Pulau Bali," ujar Suarjana. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015