Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan jajaran Tim Pengendalian Inflasi Daerah agar mewaspadai peningkatan inflasi pada akhir 2015, terkait perayaan hari raya keagamaan dan libur akhir tahun.

"Menjelang liburan dan perayaan hari raya, akan menimbulkan peningkatan permintaan komoditi dan kebutuhan pokok, sehingga menyebabkan tingginya ketergantungan pasokan dari luar Bali," kata Sudikerta saat membuka "High Level Meeting" TPID Bali di Denpasar, Selasa.

Beranjak dari fenomena tersebut, pihaknya mengharapkan agar diwaspadai oleh seluruh anggota TPID Bali dan harus segera menentukan langkah-langkah dalam upaya untuk menekan dan mengendalikan laju peningkatan inflasi di Bali.

"Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mengkoordinasikan langkah-langkah yang harus kita lakukan menjelang akhir tahun ini dalam upaya untuk mempertahankan dan mengendalikan pencapaian inflasi kita saat ini," ucap Sudikerta.

Ia juga menyampaikan pada Oktober 2015 ini merupakan inflasi bulanan terendah selama 19 tahun terakhir (1997 - 2015). Pada Bulan Oktober 2015 Provinsi Bali kembali mencatat deflasi sebesar 0,64 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya atau sebesar 1,29 persen inflasi di tahun berjalan.

"Deflasi pada Oktober 2015 bersumber dari penurunan harga pada kelompok bahan makanan dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan," ujar Sudikerta.

Dalam upaya mempertahankan hal tersebut, kata dia, diperlukan adanya koordinasi dan sinergitas dari pihak terkait dalam menjaga kestabilan harga pada dua bulan ke depan.

Upaya-upaya yang terstruktur dengan implementasi yang jelas seperti melakukan operasi pasar, pemantauan stok ketahanan pangan diharapkan untuk selalu dilaksanakan dalam upaya menjaga stabilitas dan ekspektasi harga komoditas yang ada di Bali.

Selain itu, Sudikerta juga mengaku langkah-langkah itu tidak akan ada gunanya jika tidak didukung dengan adanya anggaran yang memadai. Oleh karena itu diharapkan masing-masing pihak terkait untuk segera menyampaikan kepada pemerintah daerah, kabupaten atau kota masing-masing sehingga dialokasikan anggaran untuk mendukung stabilisasi harga.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Denpasar Anak Agung Gede Geriya menyampaikan keberadaan inflasi akan sangat memengaruhi perkembangan ekonomi suatu daerah.

Inflasi yang rendah dan stabil akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan juga akan mempengaruhi pelaku ekonomi sehingga lebih mudah dalam mengambil keputusan pengembangan ekonominya.

Oleh karena itu, ia mengharapkan kegiatan seperti ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan dalam upaya menjalin koordinasi dan sinergitas menjaga dan mengendalikan kestabilan inflasi yang ada di Bali, karena dengan kondisi inflasi yang baik akan berdampak baik juga pada kesejahteraan masyarakatnya.

Rapat dihadiri oleh seluruh anggota TPID dari sembilan kabupaten/kota yang ada di Bali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Dewi Setyowati dan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Panusunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015