Singaraja, (Antara Bali) - Kalangan mahasiswa asing program Dharmasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Bali mengkampanyekan program pantai bersih melalui grup jejaring sosial facebook "Singaraja Beach Clean-Up".
"Grup `Singaraja Beach Clean-Up` adalah jaringan orang-orang Singaraja yang peduli terhadap lingkungan, juga berisikan berbagai penjelasan program bersih-bersih pantai serta artikel menarik tentang lingkungan di Indonesia," kata Koordinator Grup "Singaraja Beach Clean-Up", Rani Berest di Singaraja, Selasa.
Ia menjelaskan, tujuan grup tersebut adalah menggugah hati orang orang di Singaraja untuk bersama menjaga kebersihan terutama di daerah pantai.
Rani, mahasiswa program studi Bahasa Indonesia asal Belanda itu menuturkan, pihaknya menyayangkan kekurangpedulian masyarakat Singaraja akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pantai.
Apalagi, kata dia, Singaraja memiliki pantai pasir hitam sangat menawan, namun ternodai dengan banyaknya sampah di sepanjang pantai.
"Secara umum, banyak ditemui sampah berserakan dimana mana, terlebih di daerah pantai, banyak jenis sampah seperti, botol, plastik, bungkus nasi dan lain lain," kata dia.
Ia menambahkan, orang orang yang berada di pantai dengan enaknya membuang sampah di manapun mereka berada. "Ada yang membuang di semak semak, di bibir pantai hingga menanam sampah yang dibawa di dalam tumbukan pasir.
Dikatakan, yang lebih memprihatinkan terkait sampah di pantai adalah didominasi sampah plastik. "Sampah plastik merupakan sampah sangat berbahaya, diperlukan waktu ratusan tahun agar sampah dapat terurai," imbuhnya.
Zuzana Krivankova, salah satu mahasiswa asing lain asal Ceko mengatakan, untuk mewujudkan pantai bersih dibutuhkan sistem yang baik mengenai penanganan sampah di areal publik terutama terkait penyediakan tempat sampah.
"Pemerintah semestinya harus menyediakan banyak tempat sampah untuk areal umum sehingga lebih memudahkan orang orang yang sedang beraktivitas membuang sampah pada tempat yang benar," kata dia sembari menyatakan ketika melakukan aksi bersih bersih pada (15/11) lalau di Pantai Penimbangan tidak ditemukan tempat membuang sampah yang memadai dan terkesan hanya seadanya saja.
Lebih lanjut, Zuzana menjelaskan, diperlukan program edukasi terkait kebersihan daerah pantai, bagaimana menjaga pantai agar selalu bersih dan terbebas dari sampah.
"Pemerintah hendaknya gencar menggalakan program edukasi untuk merubah pola pikir masyarakat agar tidak lagi acuh akan arti pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah yang benar," kata dia.
Selain itu, ia mencontohkan di negara asalnya dimana orang orang sangat peduli dengan lingkungan terutama terkait dengan sampah. "Di negara saya, semua orang peduli dengan sampah, mereka sangat paham bagaimana mengelola sampah dan hal itulah berusaha kami tularkan kepada orang orang di Singaraja dan Buleleng pada umumnya," kata dia.
Sementara itu, kata dia, komunitas "Singaraja Beach Clean-Up" telah melakukan kegiatan bersih bersih pantai perdana pada Minggu (15/11) lalu berlokasi di Pantai Penimbangan dan Pantai Indah Singaraja.
"Ketika itu kami berhasil mengumpulkan sebanyak 27 kantong sampah dibantu 60 orang mahasiswa Undiksha dan kedepan program ini akan terus dilanjutkan selain beberapa program edukasi dan penyuluhan terkait kebersihan pantai," kata dia. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Grup `Singaraja Beach Clean-Up` adalah jaringan orang-orang Singaraja yang peduli terhadap lingkungan, juga berisikan berbagai penjelasan program bersih-bersih pantai serta artikel menarik tentang lingkungan di Indonesia," kata Koordinator Grup "Singaraja Beach Clean-Up", Rani Berest di Singaraja, Selasa.
Ia menjelaskan, tujuan grup tersebut adalah menggugah hati orang orang di Singaraja untuk bersama menjaga kebersihan terutama di daerah pantai.
Rani, mahasiswa program studi Bahasa Indonesia asal Belanda itu menuturkan, pihaknya menyayangkan kekurangpedulian masyarakat Singaraja akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pantai.
Apalagi, kata dia, Singaraja memiliki pantai pasir hitam sangat menawan, namun ternodai dengan banyaknya sampah di sepanjang pantai.
"Secara umum, banyak ditemui sampah berserakan dimana mana, terlebih di daerah pantai, banyak jenis sampah seperti, botol, plastik, bungkus nasi dan lain lain," kata dia.
Ia menambahkan, orang orang yang berada di pantai dengan enaknya membuang sampah di manapun mereka berada. "Ada yang membuang di semak semak, di bibir pantai hingga menanam sampah yang dibawa di dalam tumbukan pasir.
Dikatakan, yang lebih memprihatinkan terkait sampah di pantai adalah didominasi sampah plastik. "Sampah plastik merupakan sampah sangat berbahaya, diperlukan waktu ratusan tahun agar sampah dapat terurai," imbuhnya.
Zuzana Krivankova, salah satu mahasiswa asing lain asal Ceko mengatakan, untuk mewujudkan pantai bersih dibutuhkan sistem yang baik mengenai penanganan sampah di areal publik terutama terkait penyediakan tempat sampah.
"Pemerintah semestinya harus menyediakan banyak tempat sampah untuk areal umum sehingga lebih memudahkan orang orang yang sedang beraktivitas membuang sampah pada tempat yang benar," kata dia sembari menyatakan ketika melakukan aksi bersih bersih pada (15/11) lalau di Pantai Penimbangan tidak ditemukan tempat membuang sampah yang memadai dan terkesan hanya seadanya saja.
Lebih lanjut, Zuzana menjelaskan, diperlukan program edukasi terkait kebersihan daerah pantai, bagaimana menjaga pantai agar selalu bersih dan terbebas dari sampah.
"Pemerintah hendaknya gencar menggalakan program edukasi untuk merubah pola pikir masyarakat agar tidak lagi acuh akan arti pentingnya kebersihan dan pengelolaan sampah yang benar," kata dia.
Selain itu, ia mencontohkan di negara asalnya dimana orang orang sangat peduli dengan lingkungan terutama terkait dengan sampah. "Di negara saya, semua orang peduli dengan sampah, mereka sangat paham bagaimana mengelola sampah dan hal itulah berusaha kami tularkan kepada orang orang di Singaraja dan Buleleng pada umumnya," kata dia.
Sementara itu, kata dia, komunitas "Singaraja Beach Clean-Up" telah melakukan kegiatan bersih bersih pantai perdana pada Minggu (15/11) lalu berlokasi di Pantai Penimbangan dan Pantai Indah Singaraja.
"Ketika itu kami berhasil mengumpulkan sebanyak 27 kantong sampah dibantu 60 orang mahasiswa Undiksha dan kedepan program ini akan terus dilanjutkan selain beberapa program edukasi dan penyuluhan terkait kebersihan pantai," kata dia. (KUN)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015