Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pentingnya peran keluarga untuk mencegah terjadinya penyalahugunaan narkotika, di tengah angka penggunanya yang dipandang semakin mengkhawatirkan.

"Para orang tua harus hati-hati jika memiliki anak yang tidak bisa menuruti keinginan orang tuanya. Itu akan menjadi beban bagi si anak dan hal itulah yang dapat memicu anak-anak terjerumus ke dalam narkotika tersebut. Oleh karena itu mari kita jaga keluagra kita dengan memberikan perhatian yang lebih," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Denpasar, Minggu.

Mantan Kalakhar Badan Narkotika Nasional itu juga mengingatkan masyarakat agar jangan coba-coba menggunakan narkotika karena mengakhirinya juga tidak mudah.

"Narkotika itu seperti pedagang, semakin sering kita membeli semakin banyak pula yang akan berdagang, sebaliknya jika kita tidak membeli maka perlahan-lahan dagang tersebut akan bangkrut, demikian juga dengan narkotika," ujar Pastika yang didampingi oleh Ayu Pastika dan sejumlah Kepala SKPD di lingkungan Pemprov Bali.

Pastika juga menjelaskan modus pengedar narkoba dengan cara memberikan narkotika tersebut secara gratis pada awalnya hingga akhirnya targetnya mengalami kecanduan.

"Dan pada saat orang tersebut telah kecanduan barulah narkotika tersebut dijual dengan harga mahal sampai pemakai tersebut tidak mampu membeli sehingga lama kelamaan seseorang yang awalnya hanya pemakai menjadi seorang pengedar karena diming-imingi dengan pengahasilan dan jatah narkotika bagi pengedar itu sendiri secara gratis," ucapnya.

Mantan Kapolda Bali itu mengingatkan pencegahan hendaknya dilakukan dari diri sendiri kemudian masuk ke keluarga barulah ke lingkungan sekitar, dikarenakan sebagian besar pecandu narkoba berasal dari orang-orang yang memiliki masalah di dalam keluarganya.

Oleh karena itu, Pastika mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu menjaga diri dan menjaga keluarganya dengan baik.

Selain itu, dia menyampaikan bahwa pemakai narkotika hendaknya segera direhabilitasi. Mengirim pemakai ke dalam penjara menurutnya bukan solusi yang baik karena di dalam penjara malah akan semakin parah.

"Kalau di penjara, saat masuk pemakai itu hanya menggunakan narkotika jenis ineks atau ekstasi, namun kalau di dalam penjara, keluar-keluar sudah pakai suntik itu, jadi lebih baik direhabilitasi," ujarnyal

Senada dengan Pastika, Nyoman Artana yang merupakan Kepala Bidang Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali menegaskan bahwa dalam rehabilitasi peran dari keluarga sangatlah dibutuhkan.

"Keluarga harus memahami bahwa anak atau saudaranya yang pemakai tersebut adalah seorang pecandu yang sedang sakit bukan kriminal. Selain itu, keluarga harus mampu memberikan motivasi kepada pemakai tersebut," katanya.

Tidak hanya sampai di situ, tambah dia, peran keluarga juga sangat dibutuhkan saat si pemakai tersebut keluar dari rehabilitasi, menjalin komunikasi yang baik dan harmonis adalah cara yang tepat untuk mencegah pemakai tersebut terjerumus kembali.

Artana juga berpesan agar para orang tua tidak memanjakan anak, jangan terlalu banyak diatur, dan jangan ditelantarkan karena anak-anak yang mengalami perlakuan tersebutlah yang mudah terjerumus. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015