Jakarta (Antara Bali) - Sekalipun bayi dengan bibir sumbing kerapkali
kesulitan menghisap, namun bukan berarti memberikan air susu ibu (ASI)
melalui payudara ibu mustahil dilakukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Spesialis
kedokteran fisik dan rehabilitasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM), Dr. Luh Karunia Wahyuni dalam bukunya 'Pemberian Minum Bayi
Sumbing Bibir dan Langit-Langit" menyebutkan, menyusui tetap dapat
dilakukan dengan memperhatikan sejumlah faktor, seperti posisi bayi dan
derajat keparahan sumbing.
Menurut Luh, sebelum diberi ASI, perhatikan posisi tubuh bayi. Prinsipnya, ialah kepala bayi harus tegak (minimal 60 derajat), sehingga gravitasi akan membantu mengalirkan cairan ke dalam kerongkongan dan lambung, serta mencegah keluarnya cairan dari hidung.
Menurut Luh, sebelum diberi ASI, perhatikan posisi tubuh bayi. Prinsipnya, ialah kepala bayi harus tegak (minimal 60 derajat), sehingga gravitasi akan membantu mengalirkan cairan ke dalam kerongkongan dan lambung, serta mencegah keluarnya cairan dari hidung.
Setelah
itu, bila bayi hanya mengalami bibir sumbing saja, ibu bisa langsung
menyusui bayinya dengan merekatkan celah bibir atas bayi dengan jarinya
saat bayi menghisap payudara.
Luh mengungkapkan, pastikan bibir bayi mencakup puting dan daerah
kehitaman di sekitar puting, masuk ke dalam mulutnya.
"Sekali
puting berada di dalam rongga mulut bayi, pergerakan lidah dan rahang
bayi cukup optimal untuk menghasilkan tekanan pada puting payudara ibu,"
ungkap dia.
Namun, bila bayi mengalami
sumbing total langit-langit, ia akan kesulitan menyusu langsung karena
bukaan mulut yang terlalu besar dan keterbatasan permukaan lidah untuk
menekan langit-langit.
Bila begitu, menurut
Luh, ibu perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan modifikasi
misalnya menggunakan botol, dot atau alat tambahan khusus untuk membantu
bayi dapat minum.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015