Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Bali dr Ketut Suarjaya meminta masyarakat di Pulau Dewata mewaspadai penipuan berkedok asuransi Jaminan Kesehatan Bali Mandara yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab.
"Yang jelas, kami tidak pernah menawarkan kepesertaan JKBM sampai ke rumah-rumah," kata Suarjaya di Denpasar, Selasa.
Ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai aksi penipuan tersebut, menyusul belasan warga Klungkung yang melaporkan ke Satreskrim Polres Klungkung pada Senin (2/11) karena tertipu oleh oknum yang menawarkan asuransi yang menjadi program unggulan Pemprov Bali itu.
"Kasus penipuan mengatasnamakan JKBM sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu, khususnya sejak ada kartu JKBM elektronik yang diperuntukkan bagi sulinggih (pendeta Hindu) dan pemangku (pemimpin ritual di pura)," ucapnya.
Suarjaya menegaskan walaupun ada program khusus JKBM untuk para "sulinggih" yang bisa mendapatkan ruang perawatan kelas I dan bagi pemangku untuk ruang perawatan kelas II, tetapi pihaknya tidak pernah mengeluarkan kartu JKBM berbentuk khusus.
"Sekitar enam bulan lalu, kami juga mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia yang pada intinya berisi imbauan untuk mewaspadai adanya penipuan dengan mengatasnamakan JKBM," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah membentuk tim investigasi dan sosialisasi yang diterjunkan ke lapangan, agar tidak semakin banyak masyarakat yang tertipu.
Terkait dengan modus penipuan yang terakhir dengan menyasar para pensiunan, Suarjaya mengatakan akan mengkoordinasikan dengan jajaran Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
"Kami harapkan pada masyarakat jika ada pihak-pihak yang menawarkan kartu asuransi JKBM, agar bisa dikonfirmasi dulu ke Dinas Kesehatan di kabupaten/kota," ucapnya.
Jaminan Kesehatan Bali Mandara merupakan salah satu program unggulan Pemprov Bali yang telah diluncurkan sejak 2010. Masyarakat Bali tidak memandang kaya atau miskin, yang belum memiliki asuransi kesehatan dapat menggunakan layanan JKBM secara gratis dengan layanan di ruang perawatan kelas III.
Sebelumnya, korban penipuan dari Kabupaten Klungkung mengatakan para penipu meyakinkan korbannya dengan cara menunjukkan bukti bahwa sudah banyak pejabat dan mantan pejabat yang ikut serta, bahkan mereka juga "menjual" nama sulinggih.
Nyoman Sudana salah satu korban yang tahu seluk-beluk asuransi akhirnya melaporkan pelaku ke Polres Klungkung. Korban mengaku dirugikan dari Rp300-800 ribu dan diberikan janji akan mendapatkan polis atau tanggungan sebesar Rp45 juta pada saat meninggal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Yang jelas, kami tidak pernah menawarkan kepesertaan JKBM sampai ke rumah-rumah," kata Suarjaya di Denpasar, Selasa.
Ia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai aksi penipuan tersebut, menyusul belasan warga Klungkung yang melaporkan ke Satreskrim Polres Klungkung pada Senin (2/11) karena tertipu oleh oknum yang menawarkan asuransi yang menjadi program unggulan Pemprov Bali itu.
"Kasus penipuan mengatasnamakan JKBM sebenarnya sudah ada sejak setahun lalu, khususnya sejak ada kartu JKBM elektronik yang diperuntukkan bagi sulinggih (pendeta Hindu) dan pemangku (pemimpin ritual di pura)," ucapnya.
Suarjaya menegaskan walaupun ada program khusus JKBM untuk para "sulinggih" yang bisa mendapatkan ruang perawatan kelas I dan bagi pemangku untuk ruang perawatan kelas II, tetapi pihaknya tidak pernah mengeluarkan kartu JKBM berbentuk khusus.
"Sekitar enam bulan lalu, kami juga mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada Parisada Hindu Dharma Indonesia yang pada intinya berisi imbauan untuk mewaspadai adanya penipuan dengan mengatasnamakan JKBM," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga sudah membentuk tim investigasi dan sosialisasi yang diterjunkan ke lapangan, agar tidak semakin banyak masyarakat yang tertipu.
Terkait dengan modus penipuan yang terakhir dengan menyasar para pensiunan, Suarjaya mengatakan akan mengkoordinasikan dengan jajaran Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
"Kami harapkan pada masyarakat jika ada pihak-pihak yang menawarkan kartu asuransi JKBM, agar bisa dikonfirmasi dulu ke Dinas Kesehatan di kabupaten/kota," ucapnya.
Jaminan Kesehatan Bali Mandara merupakan salah satu program unggulan Pemprov Bali yang telah diluncurkan sejak 2010. Masyarakat Bali tidak memandang kaya atau miskin, yang belum memiliki asuransi kesehatan dapat menggunakan layanan JKBM secara gratis dengan layanan di ruang perawatan kelas III.
Sebelumnya, korban penipuan dari Kabupaten Klungkung mengatakan para penipu meyakinkan korbannya dengan cara menunjukkan bukti bahwa sudah banyak pejabat dan mantan pejabat yang ikut serta, bahkan mereka juga "menjual" nama sulinggih.
Nyoman Sudana salah satu korban yang tahu seluk-beluk asuransi akhirnya melaporkan pelaku ke Polres Klungkung. Korban mengaku dirugikan dari Rp300-800 ribu dan diberikan janji akan mendapatkan polis atau tanggungan sebesar Rp45 juta pada saat meninggal. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015