Jakarta (Antara Bali) - Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri
optimistis Indonesia mampu bersaing secara optimal dengan negara-negara
ASEAN lainnya dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan
diberlakukan akhir 2015.
"Dengan kemampuan sumber daya manusia yang kita miliki saat ini, kita siap memasuki MEA untuk kejayaan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan Bidang Kebijakan Publik Bambang Satrio Lelono dalam Sarasehan Ketenagakerjaan 2015 di Bogor, Jawa Barat pada Jumat AKhir pekan lalu (9/10).
Optimisme itu disebut Hanif timbul dari potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat besar di Indonesia sehingga dinilai mampu bersaing dengan negara lain. "Secara keseluruhan, kita telah memiliki sumber daya nasional yang baik, bahkan memungkinkan bagi kita untuk memiliki posisi tawar yang strategis dalam percaturan kerja sama internasional," katanya.
Pemerintah Indonesia saat ini telah menetapkan 12 sektor prioritas yaitu pariwisata, kesehatan, logistik, penerbangan, komunikasi dan informatika, pertanian, kayu, karet, otomotif, tekstil atau garmen, elektronik dan perikanan.
"Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menyiapkan beberapa strategi kebijakan untuk mempersiapkan tenaga kerja. Pertama adalah percepatan penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKNNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di semua sektor," ujar Hanif.
Hingga bulan Agustus 2015 telah ditetapkan 482 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk semua sektor. Strategi kebijakan lain yang diambil adalah percepatan penerapan sertifikasi kompetensi kerja bagi pekerja Indonesia yang diakui secara nasional dan internasional.
Pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja disebutnya merupakan bagian penting dari investasi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam persaingan global, kompetensi sangat penting sebagai bukti otentik atas kompetensi kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Dengan kemampuan sumber daya manusia yang kita miliki saat ini, kita siap memasuki MEA untuk kejayaan dan kesejahteraan bangsa Indonesia," ujarnya dalam sambutan yang dibacakan Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan Bidang Kebijakan Publik Bambang Satrio Lelono dalam Sarasehan Ketenagakerjaan 2015 di Bogor, Jawa Barat pada Jumat AKhir pekan lalu (9/10).
Optimisme itu disebut Hanif timbul dari potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat besar di Indonesia sehingga dinilai mampu bersaing dengan negara lain. "Secara keseluruhan, kita telah memiliki sumber daya nasional yang baik, bahkan memungkinkan bagi kita untuk memiliki posisi tawar yang strategis dalam percaturan kerja sama internasional," katanya.
Pemerintah Indonesia saat ini telah menetapkan 12 sektor prioritas yaitu pariwisata, kesehatan, logistik, penerbangan, komunikasi dan informatika, pertanian, kayu, karet, otomotif, tekstil atau garmen, elektronik dan perikanan.
"Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menyiapkan beberapa strategi kebijakan untuk mempersiapkan tenaga kerja. Pertama adalah percepatan penerapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKNNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di semua sektor," ujar Hanif.
Hingga bulan Agustus 2015 telah ditetapkan 482 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk semua sektor. Strategi kebijakan lain yang diambil adalah percepatan penerapan sertifikasi kompetensi kerja bagi pekerja Indonesia yang diakui secara nasional dan internasional.
Pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi kerja disebutnya merupakan bagian penting dari investasi sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan dalam persaingan global, kompetensi sangat penting sebagai bukti otentik atas kompetensi kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015