Denpasar (Antara Bali) - Puluhan organisasi pemuda dan kemasyarakatan di Bali dalam rangkaian memperingati Hari Kesaktian Pancasila mengeluarkan pernyataan sikap bersama bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai harga mati.

Pernyataan sikap bersama itu dibacakan oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bali Nyoman Antaguna di depan Monumen Perjuangan Bajra Sandi Denpasar, Kamis, dengan dihadiri oleh puluhan perwakilan organisasi kemasyarakatan, Gubernur Bali, perwakilan Kodam IX/Udayana, Polda Bali, penjabat Wali Kota Denpasar dan sebagainya.

Ada lima butir pernyataan sikap yang disampaikan yakni, pertama, Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup, sarana persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua, UUD 1945 adalah dasar kedaulatan konstitusional Negara Republik Indonesia.

Ketiga, NKRI sebagai bentuk negara yang tidak bisa diubah. Keempat, Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan persatuan dan kesatuan bangsa dan yang terakhir Pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika adalah harga mati.

"Kita memerlukan penanganan yang serius terhadap fenomena-fenomena yang terjadi, yang berindikasi terhadap penggerotan nilai-nilai Pancasila. Belajar dari pengalaman sejarah, kita pernah menoreh sejarah kelam pada 1965. Namun, sudah dibuktikan bahwa Pancasila masih ampuh dan menjadi perekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ucap Antaguna.

Menurut dia, lewat momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu dia mengajak para pemuda tidak hanya memahami Pancasila sebagai bagian dari sejarah, tetapi benar-benar memahami dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung serta mawas diri terhadap kemungkinan munculnya gerakan komunis.

"Hari Kesaktian Pancasila hendaknya menjadi momen kita untuk semakin peduli terhadap lingkungan dan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Antaguna.

Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan bahwa generasi muda wajib meneruskan warisan dan cita-cita luhur para pendiri bangsa.

"Nilai-nilai Pancasila harus diwujudkan dalam konteks kekinian, apalagi generasi muda menjadi penentu mau dibawa kemana negara ini ke depan," ucapnya.

Pastika mencontohkan penerapan nilai Pancasila, untuk sila pertama jangan memaksakan agama dan kepercayaan kepada orang lain, sila kedua dengan senantiasa berempati kepada sesama untuk memanusiakan manusia, sila ketiga tentu saja dengan mengedepankan persatuan dan sebagainya.

"Deklarasi ini agar dilanjutkan untuk menyepakati bagaimana mengimplementasikan dalama kehidupan sehari-hari dan reaktualisasinya," ujar Pastika. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015