Jakarta (Antara Bali) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan kebanyakan ekspor sektor kelautan dan perikanan dari sejumlah negara tetangga seperti Tiongkok dan Thailand itu bersumber dari kawasan perairan Republik Indonesia.

"Angka ekspor mereka (negara-negara tetangga) sekitar 70-90 persen itu dari laut kita," kata Susi Pudjiastuti dalam Rapat Koordinasi Nasional Tahun 2015 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bertajuk "Laut Masa Depan Bangsa" di Jakarta, Kamis.

Padahal, Susi mengingatkan bahwa berdasarkan angka dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada periode tahun 2003-2013 itu terdapat 115 perusahaan perikanan yang tutup.

Menurut dia, diakui memang ada sebagian pengelolaan yang tutup karena mismanajemen pengelolaan, tetapi sebagian terjadi karena minimnya bahan baku karena sumber daya laut di Indonesia sudah terkuras habis. "Kalau 115 perusahaan rata-rata ekspor per tahun sekitar 10 juta dolar, maka berarti ada 1 miliar dolar lebih yang telah hilang dari portofilio ekspor kita," ungkapnya.

Sebelumya, KKP menginginkan negosiasi dengan Jepang, khususnya dalam rangka menurunkan tarif bea masuk komoditas sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang akan masuk ke Negeri Sakura tersebut.

"Jadwal untuk perundingan antara Indonesia dan Jepang belum disepakati, namun KKP berharap hasil perundingan dapat diperoleh sebelum akhir tahun 2016," ucap Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Saut Hutagalung, Selasa (18/8). Menurut Saut, penurunan tarif bea masuk tersebut merupakan hal yang strategis, mengingat Jepang merupakan pasar ekspor kedua terbesar bagi perikanan Indonesia setelah pasar Amerika Serikat (AS). (WDY)

Pewarta: Pewarta: Muhammad Razi Rahman

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015