Denpasar (Antara Bali) - Puluhah `chef` atau juru masak pemula mengikuti kompetisi memasak makanan khas Bali dan kue dalam pameran "Bali Interfood Hotel and Tourism" di Nusa Dua, Kabupaten Badung.
"Banyak hal menjadi perhatian dewan juri mulai dari persiapan hingga penilaian rasa yang lebih utama," kata anggota juri, Ida Bagus Parwata, Kamis.
Mantan "chef" di salah satu hotel berbintang di Nusa Dua itu menyatakan bahwa selain persiapan bahan, cara memasak, kebersihan, penyajian dan rasa menjadi fokus para juri.
Pengurus Asosiasi Chef Indonesia (ACI) itu menjelaskan bahwa para peserta diberikan waktu selama sekitar 60 menit untuk menyelesaikan masakan.
Selain kompetisi memasak, beberapa peserta juga mengikuti kompetisi mengukir buah menjadi tampailan yang unik nan artistik.
Para peserta nampak serius untuk mengukir buah semangka dan pepaya menjadi bentuk yang beragam di antaranya wajah barong dan wajah manusia.
Adanya lomba kepada para koki tersebut merupakan salah satu bagian dalam pelaksanaan pameran kuliner dua tahunan "Bali Interfood Hotel and Tourism" yang dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Yuniarta di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 3-5 September 2015.
Daud D Salim, selaku panitia penyelenggara pameran tersebut menjelaskan bahwa ajang dua tahunan sekali itu untuk mengangkat pariwisata melalui jalur kuliner.
Selain memperkenalkan kuliner khas, potensi makanan dan minuman lokal yang banyak digemari wisatawan juga diekplorasi dalam pameran itu di antaranya kopi bali dan kopi khas Indonesia termasuk kopi luwak, anggur bali serta minuman yang diolah dari salak produksi petani di Sibetan, Kabupaten Karangasem dan minuman ubi ungu.
Potensi kuliner lokal tersebut akan lebih diperkenalkan dalam seminar dan beragam kompetisi regional baik di bidang kopi atau barista dan minuman anggur yang menampilkan varian baru meracik minuman dari kopi.
Demo memasak dari para pakar kulinari atau "chef" juga akan digelar untuk memotivasi para calon wirausaha baru yang tertarik ataupun yang tengah menggeluti dunia usaha kuliner.
Menurut dia, dalam pameran yang dihadiri lebih dari 100 peserta dengan tujuh kegiatan dalam tujuh panggung tersebut tak hanya mempromosikan kuliner tetapi juga memberikan edukasi sekaligus pengenalan teknologi kuliner kepada masyarakat, pebisnis, hingga ahli memasak junior dan profesional.
"Kami akan menampilkan teknologi pengolahan makanan seperti cara mengempukkan daging setara dengan daging wagyu, higinitas dan teknik pengemasan," kata Daud.
Adanya pameran kuliner tersebut disambut hangat oleh pemerintah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia (PHRI) Provinsi Bali dan pelaku usaha pariwisata lainnya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Banyak hal menjadi perhatian dewan juri mulai dari persiapan hingga penilaian rasa yang lebih utama," kata anggota juri, Ida Bagus Parwata, Kamis.
Mantan "chef" di salah satu hotel berbintang di Nusa Dua itu menyatakan bahwa selain persiapan bahan, cara memasak, kebersihan, penyajian dan rasa menjadi fokus para juri.
Pengurus Asosiasi Chef Indonesia (ACI) itu menjelaskan bahwa para peserta diberikan waktu selama sekitar 60 menit untuk menyelesaikan masakan.
Selain kompetisi memasak, beberapa peserta juga mengikuti kompetisi mengukir buah menjadi tampailan yang unik nan artistik.
Para peserta nampak serius untuk mengukir buah semangka dan pepaya menjadi bentuk yang beragam di antaranya wajah barong dan wajah manusia.
Adanya lomba kepada para koki tersebut merupakan salah satu bagian dalam pelaksanaan pameran kuliner dua tahunan "Bali Interfood Hotel and Tourism" yang dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Yuniarta di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 3-5 September 2015.
Daud D Salim, selaku panitia penyelenggara pameran tersebut menjelaskan bahwa ajang dua tahunan sekali itu untuk mengangkat pariwisata melalui jalur kuliner.
Selain memperkenalkan kuliner khas, potensi makanan dan minuman lokal yang banyak digemari wisatawan juga diekplorasi dalam pameran itu di antaranya kopi bali dan kopi khas Indonesia termasuk kopi luwak, anggur bali serta minuman yang diolah dari salak produksi petani di Sibetan, Kabupaten Karangasem dan minuman ubi ungu.
Potensi kuliner lokal tersebut akan lebih diperkenalkan dalam seminar dan beragam kompetisi regional baik di bidang kopi atau barista dan minuman anggur yang menampilkan varian baru meracik minuman dari kopi.
Demo memasak dari para pakar kulinari atau "chef" juga akan digelar untuk memotivasi para calon wirausaha baru yang tertarik ataupun yang tengah menggeluti dunia usaha kuliner.
Menurut dia, dalam pameran yang dihadiri lebih dari 100 peserta dengan tujuh kegiatan dalam tujuh panggung tersebut tak hanya mempromosikan kuliner tetapi juga memberikan edukasi sekaligus pengenalan teknologi kuliner kepada masyarakat, pebisnis, hingga ahli memasak junior dan profesional.
"Kami akan menampilkan teknologi pengolahan makanan seperti cara mengempukkan daging setara dengan daging wagyu, higinitas dan teknik pengemasan," kata Daud.
Adanya pameran kuliner tersebut disambut hangat oleh pemerintah, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia (PHRI) Provinsi Bali dan pelaku usaha pariwisata lainnya.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015