Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta bupati, wali kota, dan satuan kerja perangkat daerah mempercepat penyerapan APBD dan APBN.

Pastika saat memimpin Rapat Evaluasi Semester I/2015 di Denpasar, Selasa mengatakan, kecilnya serapan anggaran bukan semata disebabkan kinerja pelaksana.

Pengaruh ekonomi global dan perbedaan persepsi terhadap aturan juga menjadi pemicu masih rendahnya serapan anggaran

Menyikapi fenomena yang terjadi secara nasional ini, Pastika secara khusus menyampaikan pesan dari Presiden RI Joko Widodo agar pemangku kepentingan bekerja lebih keras.

"Di sisi lain, rendahnya serapan anggaran karena adanya ketakutan dalam melaksanakan program karena seolah-olah ada kriminalisasi," ujarnya.

Oleh karena itu, dia berharap ketakutan yang berlebihan itu harus dihilangkan agar serapan anggaran bisa lebih cepat.

"Terus cari solusi untuk masalah ini, mantapkan koordinasi untuk tangani persoalan mendesak dan kelola isu strategis glogal guna mempercepat penyerapananggaran dalam waktu yang tersisa," ujarnya.

Pastika juga mendorong penjabat bupati/wali kota untuk lebih berani mengambil langkah terobosan inovatif dengan tetap mengindahkan aturan yang berlaku.

"Jangan `stuck`, harus lebih kreatif dan inovatif," harapnya.

Selain itu, para bupati dan wali kota juga diingatkan mengecek kembali peraturan bupati (perbup) maupun peraturan daerah masing-masing.

Sebab, dari hasil kunjungan ke Badung, didapati ratusan perbup yang belum diklarifikasi Pemprov Bali.

"Dicek lagi itu agar legalitasnya kuat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Provinsi Bali Putu Astawa mengatakan, serapan APBN untuk Provinsi Bali hingga Juni 2015 baru mencapai 23,76 persen atau Rp2,58 triliun.

"Pada bulan Juli meningkat sedikit menjadi 33,48 persen atau Rp3,46 triliun lebih," katanya.

Meskipun mengalami peningkatan, namun menurutnya capaian itu masih di bawah target.

Data serupa juga disampaikan Kepada Badan Pusat Statistik Provinsi Bali Panusunan Siregar yang menyebut serapan anggaran 2015 lebih lambat dari tahun sebelumnya.

"Tahun lalu, pada triwulan I kita sudah berapa di persentase 11,7 persen, sementara tahun ini hanya 9,4 persen. `Start` awal yang kecil berpengaruh pada triwulan II yang hanya bertambah menjadi 15,4 persen. Sementara pada tahun-tahun sebelumnya kita sudah berada pada kisaran 20,3 persen," ujarnya.(APP)

Pewarta: Pewarta : Ni Luh Rhismawati

Editor : Adi Purnama Putra


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015