Jakarta (Antara Bali) - Penduduk Pulau Kudahuvadhoo di wilayah selatan Atol Dhaalu mengaku melihat sebuah pesawat jumbo jet terbang rendah pada hari ketika pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 dinyatakan hilang beserta 239 penumpang dan awak di dalamnya.

Penduduk pulau ini sebelumnya tidak pernah melihat pesawat terbang serendah saat mereka menyaksikan satu jumbo jet terbang rendah dan pelan di atas pulau mereka. Namun penyelidikan saat itu mengabaikan laporan mereka  dengan menegaskan tidak mungkin MH370 terbang jauh ke Maladewa.

Laman berita Haveeru, seperti dikutip Daily Mail, mempertanyakan mengapa laporan penduduk itu diabaikan pihak berwenang Maladewa. "Penemuan bagian sayap di satu pantai di Pulau La Reunion pekan lalu, telah mendorong para pakar penerbangan untuk kini beralih memperhatikan pengakuan penduduk Kudahuvadhoo," lapor laman berita ini.

"Namun cara pengakuan itu diabaikan pihak berwenang Maladewa membuat pengakuan penduduk itu menjadi bahan lelucon nasional dan penampakkan terakhir dari salah satu misteri terbesar dalam sejarah penerbangan itu menjadi tak lebih dari sekadar lelucon," sindir laman ini.

Para saksi mata di Maladewa tetap menyimpan kisah mereka itu, walaupun pihak berwenang Maladewa mengabaikan pengakuan mereka itu. Laman berita itu menyimpulkan, "Sampai hari ini, tidak ada penjelasan yang masuk akal yang telah diberikan apakah warga Kudahuvadhoo telah melihat (jet besar itu terbang rendah)."

Yang jelas, setelah penemuan serpihan diduga MH370 ini, Malaysia bergegas meminta bantuan Maladewa untuk membantu mencari pesawat hilang itu. Malaysia juga meminta bantuan Madagaskar dan Mauritius, demikian Daily Mail. (WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015