Denpasar (Antara Bali) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali memanfaatkan sistem jaringan air dari Kintamani, Kabupaten Bangli, guna mengantisipasi kekeringan di beberapa desa di Kabupaten Buleleng.
"Tahun lalu sudah dibuatkan jaringan air dengan mengambil mata air di Kintamani. Airnya kini sudah mengalir," kata Kepala BPBD Bali, Dewa Indra, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, mata air dari Kintamani itu diharapakan mampu menyuplai kebutuhan air bersih salah satunya di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
Dewa Indra menjelaskan bahwa desa Pacung sendiri merupakan salah satu dari lima desa yang mulai mengalami kesulitan air bersih di tengah musim kemarau ini.
"Kalau ada kesulitan (air) lagi seperti tahun lalu satu mobil tangki untuk satu desa itu karena kondisinya memang paling susah," ucapnya.
Namun mobil tangki yang berisi air bersih itu, kata dia, tidak diantar ke masing-masing rumah namun disuplai pada titik tertentu seperti cubang atau bak air yang bisa dijangkau oleh masyarakat dengan mempertimbangkan tofografi wilayah.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat desa untuk menunjuk lokasi distribusi air termasuk memanfaatkan cubang air milik pribaid masyarakat untuk digunakan secara bersama.
"Pola kami memang seperti itu karena tidak mungkin kami membawa mobil tangki ke atas (bukit) dengan jalan yang belum diaspal dan medan yang berat apalagi pernah mobil tangki kami terbalik," ucapnya.
Selain Desa Pacung, desa lainnya yang mulai mengalami kesulitan memeroleh air bersih di Buleleng yakni Desa Julah, Desa Sembiran, Desa Selat dan Desa Tegallinggah.
Beberapa desa di tiga kabupaten lain juga mengalami hal serupa di antaranya di Kecamatan Kintamani dan Tembuku di Kabupaten Bangli, Kecamatan Selat, Abang, Kubu dan Karangasem di Kabupaten Karangasem serta di Kecamatan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Tahun lalu sudah dibuatkan jaringan air dengan mengambil mata air di Kintamani. Airnya kini sudah mengalir," kata Kepala BPBD Bali, Dewa Indra, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, mata air dari Kintamani itu diharapakan mampu menyuplai kebutuhan air bersih salah satunya di Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng.
Dewa Indra menjelaskan bahwa desa Pacung sendiri merupakan salah satu dari lima desa yang mulai mengalami kesulitan air bersih di tengah musim kemarau ini.
"Kalau ada kesulitan (air) lagi seperti tahun lalu satu mobil tangki untuk satu desa itu karena kondisinya memang paling susah," ucapnya.
Namun mobil tangki yang berisi air bersih itu, kata dia, tidak diantar ke masing-masing rumah namun disuplai pada titik tertentu seperti cubang atau bak air yang bisa dijangkau oleh masyarakat dengan mempertimbangkan tofografi wilayah.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat desa untuk menunjuk lokasi distribusi air termasuk memanfaatkan cubang air milik pribaid masyarakat untuk digunakan secara bersama.
"Pola kami memang seperti itu karena tidak mungkin kami membawa mobil tangki ke atas (bukit) dengan jalan yang belum diaspal dan medan yang berat apalagi pernah mobil tangki kami terbalik," ucapnya.
Selain Desa Pacung, desa lainnya yang mulai mengalami kesulitan memeroleh air bersih di Buleleng yakni Desa Julah, Desa Sembiran, Desa Selat dan Desa Tegallinggah.
Beberapa desa di tiga kabupaten lain juga mengalami hal serupa di antaranya di Kecamatan Kintamani dan Tembuku di Kabupaten Bangli, Kecamatan Selat, Abang, Kubu dan Karangasem di Kabupaten Karangasem serta di Kecamatan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015