Semarapura (Antara Bali) - Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali menggelar ritual potong gigi (metatah) massal yang melibatkan 217 peserta yang telah menginjak dewasa pada hari Sabtu, 25 Juli 2015.
"Kegiatan itu mendapat dukungan dari sebuah perusahaan swasta yang menjual berbagai produk makanan di daerah itu," kata Ni Luh Gede Wija, salah seorang warga yang juga donatur kegiatan ritual tersebut, Selasa.
Pihaknya sangat senang dapat berperanserta menyukseskan kegiatan ritual potong gigi massal tersebut, sekaligus meringankan biaya, karena biaya kegiatan massal tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.
"Hal ini adalah bagian dari kepedulian kami kepada masyarakat sekaligus menjaga supaya tradisi ataupun ritual tetap lestari tidak terkikis oleh zaman," ujar Ni Luh Gede Wija.
Sementara itu Ketua Panitia kegiatan tersebut I Ketut Suamba mengatakan, setiap peserta dikikis gigi bagian atas oleh petugas. Potong gigi (Metatah kinembulan) merupakan rangkaian karya mamukur yang digelar masyarakat setempat.
Ritual potong gigi menjadi salah satu kewajiban orang tua kepada anaknya yang harus dilaksanakan setelah putra-putri menginjak dewasa (akil balig).
Namun sebagian umat Hindu kadang menunda pelaksanaan ritual karena jika dilakukan sendiri maka setidaknya satu orang harus mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah.
"Karena itu, biasanya warga menggabungnya agar lebih hemat," ujarnya Ketut Suamba.
Meski digelar massal, ritual potong gigi sama sekali tidak mengurangi makna dari ritual yang digelar tersebut. "Justru efisien dan bisa membangun kekompakan umat," ucapnya Ketut Suamba. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kegiatan itu mendapat dukungan dari sebuah perusahaan swasta yang menjual berbagai produk makanan di daerah itu," kata Ni Luh Gede Wija, salah seorang warga yang juga donatur kegiatan ritual tersebut, Selasa.
Pihaknya sangat senang dapat berperanserta menyukseskan kegiatan ritual potong gigi massal tersebut, sekaligus meringankan biaya, karena biaya kegiatan massal tersebut dapat ditekan sekecil mungkin.
"Hal ini adalah bagian dari kepedulian kami kepada masyarakat sekaligus menjaga supaya tradisi ataupun ritual tetap lestari tidak terkikis oleh zaman," ujar Ni Luh Gede Wija.
Sementara itu Ketua Panitia kegiatan tersebut I Ketut Suamba mengatakan, setiap peserta dikikis gigi bagian atas oleh petugas. Potong gigi (Metatah kinembulan) merupakan rangkaian karya mamukur yang digelar masyarakat setempat.
Ritual potong gigi menjadi salah satu kewajiban orang tua kepada anaknya yang harus dilaksanakan setelah putra-putri menginjak dewasa (akil balig).
Namun sebagian umat Hindu kadang menunda pelaksanaan ritual karena jika dilakukan sendiri maka setidaknya satu orang harus mengeluarkan biaya puluhan juta rupiah.
"Karena itu, biasanya warga menggabungnya agar lebih hemat," ujarnya Ketut Suamba.
Meski digelar massal, ritual potong gigi sama sekali tidak mengurangi makna dari ritual yang digelar tersebut. "Justru efisien dan bisa membangun kekompakan umat," ucapnya Ketut Suamba. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015