Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 78 warga umat Hindu di Denpasar, Bali ikut ambil bagian dalam ritual "Mapandes Kinembulan" atau potong gigi bersama yang merupakan tradisi untuk anak yang sudah menginjak remaja atau dewasa.
General Manager Blue Bird Bali, dr Panca Wiadnyana di Denpasar, Senin mengatakan acara tersebut diselenggarakan sebagai wujud kebersamaan antara pengemudi, manajemen, dan lingkungan masyarakat.
"Ini merupakan salah satu bagian dari apresiasi kami terhadap kearifan budaya daerah, dengan mengakomodir kepentingan serta melibatkan masyarakat setempat, khususnya di lingkungan pool taksi," katanya.
Panca menambahkan, peserta upacara "Mapandes" ini berjumlah 78 orang terdiri dari para pengemudi Blue Bird dan keluarga, serta masyarakat lingkungan pool taksi, anak yatim piatu, serta anak-anak yang orang tuanya menjadi korban Bom Bali tahun 2002, siswa sekolah luar biasa dan Panti Werdha.
Selain upacara "Mapandes", sebanyak delapan orang juga mengikuti upacara "Mapetik dan Menek Kelih". Upacara "mapetik" adalah ritual potong rambut untuk anak-anak menjadi remaja. Sedangkan "Menek Kelih" adalah upacara dari remaja menjadi dewasa.
"Semua biaya ditanggung perusahaan, para peserta tidak dipungut biaya (gratis). Kami harapkan dengan penyelenggaraan ini terjalin hubungan harmonis dengan masyarakat. Dan upacara potong gigi bagi umat Hindu bertujuan untuk mengikis enam sifat buruk dalam diri manusia atau `Sad Ripu` yakni nafsu, serakah, amarah, mabuk, bingung, serta iri hati," ucapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Blue Bird Group Holding, Noni Purnomo menyatakan kegiatan ini sebagai wujud dukungan perusahaan terhadap kegiatan sosial dan keagamaan di Bali.
"Agama merupakan landasan moral, menjadi tuntunan hidup dan berprilaku baik. Blue Bird selalu mendukung kegiatan yang bersifat keagamaan, karena nilai yang terkandung dalam agama selalu mengajarkan kebaikan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, kegiatan upacara potong gigi bersama diselenggarakan di area pool Taksi Blue Bird Grup, di wilayah Desa Sesetan, Kota Denpasar.
Seorang peserta potong gigi Komang Sustapeni mengaku senang bisa melakukan upacara potong gigi bersama.
"Saya senang bisa melakukan upacara ada potong gigi bersama," kata Sustapeni anak almarhum Ketut Sumerawat, korban bom Bali 2002.
Pada kesempatan tersebut Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra hadir sebagai "sangging" (pemimpin ritual potong gigi). (WDY)