Jakarta (Antara Bali) - Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga
menargetkan dalam waktu minimal lima tahun ke depan, koperasi di
Indonesia bisa sejajar dengan perusahaan BUMN.
"Minimal lima tahun saya menjabat, sekarang embrionya sudah ada kan," kata AAGN Puspayoga setelah kunjungan kerjanya ke Bali, Minggu.
Ia mengatakan kementeriannya telah mengembangkan beragam program yang memungkinkan target itu bisa terwujud.
Sejumlah program pendukung penguatan koperasi yang dikembangkan di antaranya penyusunan database koperasi dan memangkas bunga KUR.
Sementara terkait perlu tidaknya bank koperasi, Puspayoga menilai Indonesia tidak memerlukan lebih banyak lembaga namun hanya perlu mengoptimalkan yang sudah ada, misalnya cukup dengan memangkas suku bunga KUR.
"Saya pikir kalau ini dioptimalkan tidak perlu lagi bank koperasi. Kalau sudah dioptimalkan mengapa banyak membuat lembaga lagi. Yang penting, berani tidak bank itu memberi sembilan persen tahun depan," katanya.
Apalagi, ia menegaskan, Indonesia punya Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUKM.
Selain itu ada tiga proyek "kredit usaha produktif" yang saat ini telah berjalan di Kudus, Jawa Tengah, dan sedang diupayakan agar bisa diterapkan juga di kabupaten-kabupaten lain di Indonesia.
Di samping itu, Kementerian juga mengembangkan program Izin Usaha Mikro Kecil, akta notaris gratis, dan hak cipta yang gratis bagi KUMKM.
Puspayoga optimistis koperasi di Indonesia bisa besar karena banyak koperasi yang telah menjadi badan usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lain. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Minimal lima tahun saya menjabat, sekarang embrionya sudah ada kan," kata AAGN Puspayoga setelah kunjungan kerjanya ke Bali, Minggu.
Ia mengatakan kementeriannya telah mengembangkan beragam program yang memungkinkan target itu bisa terwujud.
Sejumlah program pendukung penguatan koperasi yang dikembangkan di antaranya penyusunan database koperasi dan memangkas bunga KUR.
Sementara terkait perlu tidaknya bank koperasi, Puspayoga menilai Indonesia tidak memerlukan lebih banyak lembaga namun hanya perlu mengoptimalkan yang sudah ada, misalnya cukup dengan memangkas suku bunga KUR.
"Saya pikir kalau ini dioptimalkan tidak perlu lagi bank koperasi. Kalau sudah dioptimalkan mengapa banyak membuat lembaga lagi. Yang penting, berani tidak bank itu memberi sembilan persen tahun depan," katanya.
Apalagi, ia menegaskan, Indonesia punya Lembaga Pengelola Dana Bergulir KUKM.
Selain itu ada tiga proyek "kredit usaha produktif" yang saat ini telah berjalan di Kudus, Jawa Tengah, dan sedang diupayakan agar bisa diterapkan juga di kabupaten-kabupaten lain di Indonesia.
Di samping itu, Kementerian juga mengembangkan program Izin Usaha Mikro Kecil, akta notaris gratis, dan hak cipta yang gratis bagi KUMKM.
Puspayoga optimistis koperasi di Indonesia bisa besar karena banyak koperasi yang telah menjadi badan usaha dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lain. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015