Denpasar (Antara Bali) - Bali menghasilkan devisa dari pengapakan ikan kerapu sebesar 5,26 juta dolar AS selama empat bulan periode Januari-April 2015, meningkat 46,56 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya hanya 3,60 juta dolar AS.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Rabu mencatat realisasi perdagangan luar negeri ikan kerapu untuk volume juga meningkat signifikan mencapai 70,93 persen dalam kurun waktu yang sama.

Bali mengapalkan 481,8 ton ikan kerapu pada periode Januari-April 2014 meningkat menjadi 823,72 ton pada periode yang sama tahun 2015.

Ikan kerapu mampu memberikan kontribusi sebesar 3,24 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 162,70 juta dolar dolar AS selama empat bulan pertama 2015.

Ikan kakap merupakan salah satu dari sebelas jenis hasil perikanan dan kelautan Bali yang menembus pasaran luar negeri. Khususnya untuk komoditas perikanan itu seluruhnya menghasilkan devisa 41,96 juta dolar AS atau 25,79 persen dari total ekspor yang diraih Bali.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar menambahkan, ekspor ikan kakap tersebut sebagian besar diserap pasaran Jepang yakni mencapai 37,17 persen.

Sisanya diserap pasaran Amerika Serikat sebesar 16,28 persen, menyusul Singapura 1,68 persen, Prancis 0,92 persen, Australia 4,77 persen, Italia 0,97 persen, Inggris 0,79 persen, Spanyol 1,04 persen, Hong Kong 5,26 persen dan Jerman 0,73 persen.

Sebanyak 30,40 persen sisanya diserap berbagai negara lainnya, karena ikan kerapu hasil tangkapan nelayan Bali mampu bersaing di pasaran ekspor, ujar Panasunan Siregar.

Bali menjadi pionir produsen kerapu dan benih bandeng di Indonesia berkat dukungan Balai Besar Riset Perikanan Budidaya laut yang ada di Gondol, Kabupaten Buleleng, Bali utara.

Ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas utama ekspor Pulau Dewata, disamping produk pakaian bukan rajutan, perhiasan (permata), produk dari kayu dan perabot serta penerangan rumah, ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Pewarta I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015