Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pembina Paguyuban Merah Putih Bali (PPMPB) IGM Putra Astaman mengatakan ketimpangan pembangunan di Pulau Dewata menyebabkan pertambahan penduduk di Bali bagian selatan sangat padat.
"Kepadatan penduduk di Bali bagian selatan (Denpasar dan Badung) karena pengaruh terbuka kesempatan lapangan kerja di daerah tersebut, sehingga masyarakat pun akan urban ke kabupaten itu," katanya pada acara diskusi terkait mencari pemimpin Bali masa depan, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan sebagai kepala daerah (bupati) harus mampu membuka atau mencari investor, sehingga bisa membuka peluang tenaga kerja di kabupaten tersebut.
"Sebagai kepala daerah tidak hanya mengurus jabatan semata, tetapi bagaimana agar masyarakatnya sejahtera, salah satunya memberi pekerjaan di kabupaten bersangkutan, bukan justru senang melihat warganya merantau ke daerah lain," ucap pensiunan Polri itu.
Menurut dia, sebagai bupati atau wakil bupati akan malu bila tidak mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada masyarakat. Karena tujuan seorang pemimpin harus bisa memberi peluang kerja, sehingga rakyatnya tidak sampai merantau ke daerah lain.
"Sebagai salah satu persyaratan sebagai seorang pemimpin, mereka dalam visi dan misinya harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak hanya mereka merebut kekuasaan saja, tapi justru mengabaikan kepentingan lebih besar, yakni menyejahterakan masyarakatnya," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, kalau menjadi seorang pemimpin di daerah terlebih dahulu harus mampu memetakan strategi, seperti lapangan pekerjaan dan potensi daerah yang bisa menyejahterakan warga.
"Saya menyarankan siapa pun menjadi pemimpin di kabupaten dan kota, yang pertama harus memetakan sumber daya yang dimiliki dan mampu membuka peluang kerja masyarakat, sehingga terwujud kesejahteraan adil dan beradab," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kepadatan penduduk di Bali bagian selatan (Denpasar dan Badung) karena pengaruh terbuka kesempatan lapangan kerja di daerah tersebut, sehingga masyarakat pun akan urban ke kabupaten itu," katanya pada acara diskusi terkait mencari pemimpin Bali masa depan, di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan sebagai kepala daerah (bupati) harus mampu membuka atau mencari investor, sehingga bisa membuka peluang tenaga kerja di kabupaten tersebut.
"Sebagai kepala daerah tidak hanya mengurus jabatan semata, tetapi bagaimana agar masyarakatnya sejahtera, salah satunya memberi pekerjaan di kabupaten bersangkutan, bukan justru senang melihat warganya merantau ke daerah lain," ucap pensiunan Polri itu.
Menurut dia, sebagai bupati atau wakil bupati akan malu bila tidak mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada masyarakat. Karena tujuan seorang pemimpin harus bisa memberi peluang kerja, sehingga rakyatnya tidak sampai merantau ke daerah lain.
"Sebagai salah satu persyaratan sebagai seorang pemimpin, mereka dalam visi dan misinya harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Tidak hanya mereka merebut kekuasaan saja, tapi justru mengabaikan kepentingan lebih besar, yakni menyejahterakan masyarakatnya," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, kalau menjadi seorang pemimpin di daerah terlebih dahulu harus mampu memetakan strategi, seperti lapangan pekerjaan dan potensi daerah yang bisa menyejahterakan warga.
"Saya menyarankan siapa pun menjadi pemimpin di kabupaten dan kota, yang pertama harus memetakan sumber daya yang dimiliki dan mampu membuka peluang kerja masyarakat, sehingga terwujud kesejahteraan adil dan beradab," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015