Bandung (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Denpasar mengadakan studi banding ke PDAM Tirtawening Kota Bandung dalam upaya mempelajari pengolahan limbah, baik rumah tangga maupun limbah hotel.

Direktur Utama PDAM Kota Denpasar Putu Gede Mahaputra di Bandung, Provinsi Jawa Barat, Jumat mengatakan pihaknya tertarik untuk mempelajari strategi pengolahan limbah tersebut, karena ini suatu potensi bisnis dan membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan lebih sehat di Bali, khususnya di Kota Denpasar.

"Saya ke sini ingin lebih tahu strategi apa saja dalam mengelola limbah rumah tangga dan hotel di Bandung. Dan bagaimana bisa menyatukan tagihan rekening PDAM dengan jasa limbah itu ?" ujarnya.

Ia mengatakan sistem integrasi rekening PDAM dengan jasa limbah tersebut bisa disatukan dalam tagihan bagi rumah tangga maupun hotel yang menggunakan jasa pengolahan limbah tersebut.

"Di Denpasar ke depannya perlu kita pelajari agar mampu terintegrasi pemanfaatan jasa limbah itu dengan PDAM, termasuk juga dalam penagihan rekening setiap bulannya kepada masyarakat pelanggan," katanya.

Sementara Direktur Air Limbah Tirtawening Kota Bandung Boy Tagajawani mengatakan penerapan sambungan pipa pengelolaan limbah sudah dilakukan sekitar 10 tahun lalu yang diresmikan pada 2013.

Ia mengatakan dahulu waktu penjajahan Hindia Belanda sudah memasang pipa pengelolaan limbah, tapi sekarang sudah terkoneksi hampir seluruh Kota Bandung.

"Strategi yang kami lakukan adalah pengelolaan limbah tersebut kami lakukan dengan memasang jaringan pipa, baik melayani rumah tangga, hotel dan lainnya," katanya.

Dengan langkah itu, kata dia, rekening penagihan bisa disatukan dengan jasa pelayanan limbah. Perbandingan warga membayar rekening air distribusi PDAM dengan jasa limbah itu sebesar 30 persen.

"Jadi dari total keseluruhan warga membayar rekening PDAM, di antaranya 30 persen adalah untuk membayar jasa pengolahan limbah," katanya.(I020)

Pewarta: Oleh I Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015