Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Bali berencana mengembangkan aset perkebunan seluas 1.200 hektare milik pemprov setempat di kawasan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, menjadi agrowisata.
"Harapan kami, rencana ini dapat terealisasi mulai awal 2016, karena saat ini sudah masuk tahap `bidding` dengan beberapa investor yang berminat untuk turut mengembangkan itu," kata Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Baskara di Denpasar, Kamis.
Baskara mengatakan wisatawan yang akan disasar untuk pengembangan agrowisata tersebut adalah wisatawan dari kawasan Eropa, khususnya Jerman.
"Selama ini meskipun di perkebunan karet dan sengon itu belum ditata untuk pariwisata, tetapi sudah banyak wisatawan Jerman yang mengunjunginya. Mereka itu datang ke perkebunan sebagai salah satu paket wisata yang ditawarkan oleh beberapa hotel di daerah itu," ujarnya.
Meskipun saat ini beberapa aset perkebunan di Pekutatan sudah dilakukan kerja sama operasional (KSO) dengan beberapa perusahaan, seperti PT CIBL, PT Bali Agro Makmur, dan Badan Pengembangan Bibit Ternak Unggul, Baskara mengatakan pengembangan wisata di daerah itu tidak akan menggangu kerja sama yang sudah ada.
"Perusda juga sudah melakukan renegosiasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut dan hasilnya nanti di sela-sela tanaman karet juga dibolehkan untuk ditanami tanaman coklat. Demikian juga diantara tanaman sengon bisa ditanami jagung dan kacang tanah," ucapnya.
Dengan dikembangkan menjadi agrowisata, lanjut Baskara, nanti akan dilengkapi fasilitas tambahan seperti pintu masuk, wantilan serbaguna, dapur dan restoran yang memadai, toilet, maupun gazebo untuk tempat istirahat dan panggung terbuka.
"Di perkebunan itu, wisatawan dapat berkeliling dengan naik sepeda, ATV, maupun ada fasilitas permainan lainnya serta green camp," ucapnya.
Sejauh ini, tambah dia, sudah ada beberapa investor dari Jembrana, Denpasar, dan Jakarta yang menyatakan tertarik untuk pengembangan agrowisata di perkebunan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Harapan kami, rencana ini dapat terealisasi mulai awal 2016, karena saat ini sudah masuk tahap `bidding` dengan beberapa investor yang berminat untuk turut mengembangkan itu," kata Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Baskara di Denpasar, Kamis.
Baskara mengatakan wisatawan yang akan disasar untuk pengembangan agrowisata tersebut adalah wisatawan dari kawasan Eropa, khususnya Jerman.
"Selama ini meskipun di perkebunan karet dan sengon itu belum ditata untuk pariwisata, tetapi sudah banyak wisatawan Jerman yang mengunjunginya. Mereka itu datang ke perkebunan sebagai salah satu paket wisata yang ditawarkan oleh beberapa hotel di daerah itu," ujarnya.
Meskipun saat ini beberapa aset perkebunan di Pekutatan sudah dilakukan kerja sama operasional (KSO) dengan beberapa perusahaan, seperti PT CIBL, PT Bali Agro Makmur, dan Badan Pengembangan Bibit Ternak Unggul, Baskara mengatakan pengembangan wisata di daerah itu tidak akan menggangu kerja sama yang sudah ada.
"Perusda juga sudah melakukan renegosiasi dengan perusahaan-perusahaan tersebut dan hasilnya nanti di sela-sela tanaman karet juga dibolehkan untuk ditanami tanaman coklat. Demikian juga diantara tanaman sengon bisa ditanami jagung dan kacang tanah," ucapnya.
Dengan dikembangkan menjadi agrowisata, lanjut Baskara, nanti akan dilengkapi fasilitas tambahan seperti pintu masuk, wantilan serbaguna, dapur dan restoran yang memadai, toilet, maupun gazebo untuk tempat istirahat dan panggung terbuka.
"Di perkebunan itu, wisatawan dapat berkeliling dengan naik sepeda, ATV, maupun ada fasilitas permainan lainnya serta green camp," ucapnya.
Sejauh ini, tambah dia, sudah ada beberapa investor dari Jembrana, Denpasar, dan Jakarta yang menyatakan tertarik untuk pengembangan agrowisata di perkebunan itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015