Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan tak akan memberikan izin pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi atau geothermal yang berlokasi di Bedugul, Kabupaten Tabanan.
"Kami hingga saat ini tidak pernah berpikir untuk menghidupkan kembali geothermal tersebut," katanya di Denpasar, Senin.
Usai pelantikan pejabat struktural eselon II dan III lingkungan Pemprov Bali, ia mengatakan, lokasi proyek geothermal saat ini merupakan hulu Pulau Dewata dan menjadi sumber mata air.
"Pembangunan pembangkit geothermal tersebut juga bertentangan, jika ditelusuri dari aspek budaya dan lingkungan," katanya.
Dikatakannya, secara teknis pembangunan pembangkit listrik geothermal tersebut juga dikhawatirkan. Ia mencontohkan kasus Lapindo Sidoarjo, Jawa Timur, meski dari hasil kajian aman.
"Alternatifnya kita akan bangun dan aktifkan pembangkit listrik tenaga batubara, seperti di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Bali, Made Arjaya, pihaknya sudah pasti untuk menolak pembangunan pembangkit geothermal tersebut.
"Kami tetap menolak, meski ada beberapa anggota dewan yang ingin kembali membahas soal pembangunan geothermal tersebut," ucapnya.
Dikatakan, penolakan tersebut sudah sangat beralasan, bahkan sudah ada kajian ilmiahnya.
Sementara Ketua Komisi III Putu Agus Suradnyana mengatakan tidak perlu ada pembahasan geothermal lagi.
"Lebih baik ditutup saja soal pembahasan mengenai geothermal itu. Buat saja pembangkit listrik alternatif lain," katanya.
Berdasar data yang dimiliki oleh Pertamina Geothermal, saat ini sumur panas bumi di Bedugul menyimpan potensi energi sebesar 400 megawatt.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010