London (Antara Bali) - Pangeran Andrew menerima Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Istana Buckingham, London, Kamis. Kalla hadir di Istana Buckingham memenuhi undangan minum teh sekaligus membicarakan hal-hal terkait hubungan bilateral Indonesia-Kerajaan Inggris Raya.
Kalla tiba di Istana Buckingham pukul 16.00 waktu setempat didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, Hamzah Thayeb, dan sejumlah pejabat lain Indonesia.
Pertemuan mereka --didahului jamuan minum teh sebagai tradisi ningrat Inggris-- berlangsung tertutup untuk jurnalis.
"Pangeran Andrew itu mengetuai promosi investasi Inggris ke luar negeri dan dia pernah ketemu saya di Jakarta beberapa tahun lalu. Saya dan dia akan mendiskusikan langkah-langkah bersama yang baik untuk Indonesia maupun Inggris," kata Kalla, di Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, di kawasan Mayfair, London.
Pangeran Andrew atau Duke of York --pewaris urutan keenam tahta Kerajaan Inggris Raya-- memiliki tugas konstitusional membantu Ratu Elizabeth II yang tidak lain ibu kandungnya, dalam hal pendidikan dan keahlian, kewirausahaan, dan rekayasa.
Dia dan begitu juga anggota inti lain keluarga Kerajaan Inggris Raya dapat ditunjuk Ratu Elizabeth II mewakili kehadiran dan kepentingan Kerajaan Inggris Raya secara formal dan informal.
Inggris, kata Kalla, ingin mempertahankan kekuatannya sebagai negara dengan ekonomi baik di kawasan Eropa, sehingga Inggris memiliki investasi di luar negeri.
"Inggris ingin tetap mempertahankan diri sebagai kekuatan ekonomi di Eropa yang terbaik dewasa ini dan di banyak negara Eropa, itu yang berkembang baik Inggris maupun Jerman. Pertumbuhan mereka juga masih baik dan ingin selalu memiliki investasi di luar," ujar Kalla.
Pemerintahan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, terpilih kembali dalam Pemilu yang dikatakan paling ketat.
Satu pekerjaan rumah penting bagi pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin Cameron kali ini adalah menentukan apakah Inggris Raya tetap ada dalam lingkungan Uni Eropa atau tidak, dengan segala konsekuensinya.
Secara ekonomi, Inggris Raya tetap memakai mata uang poundsterling dan bukan euro, sungguhpun dia anggota Uni Eropa.
Jamuan minum teh atau dikenal dengan afternoon tea, di Inggris menjadi tradisi sejak 1800-an dan populer di kalangan bangsawan Kerajaan Inggris Raya.
Tema besar kehadiran Kalla yang berlatar saudagar ke London adalah menghadiri Konferensi Federasi Pedagang Kakao se-Dunia.
Misinya, memperluas pasar kakao Indonesia di Eropa. "Kakao itu hasil pertanian terbesar kita ketiga untuk ekspornya, setelah minyak kelapa sawit dan karet. Akhir-akhir ini, hampir semua komoditas itu turun harganya, kecuali kakao, artinya potensi permintaan dunia terhadap kakao ini makin baik," kata Kalla.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi biji kakao karena tidak banyak negara di dunia yang memiliki perkebunan kakao.
"Tidak banyak negara bisa menghasilkan kakao karena hanya negara-negara dengan iklim tropis itu yang bisa ditanami kakao, sehingga kita punya potensi sangat penting sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Kalla tiba di Istana Buckingham pukul 16.00 waktu setempat didampingi Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, Hamzah Thayeb, dan sejumlah pejabat lain Indonesia.
Pertemuan mereka --didahului jamuan minum teh sebagai tradisi ningrat Inggris-- berlangsung tertutup untuk jurnalis.
"Pangeran Andrew itu mengetuai promosi investasi Inggris ke luar negeri dan dia pernah ketemu saya di Jakarta beberapa tahun lalu. Saya dan dia akan mendiskusikan langkah-langkah bersama yang baik untuk Indonesia maupun Inggris," kata Kalla, di Kedutaan Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris Raya, di kawasan Mayfair, London.
Pangeran Andrew atau Duke of York --pewaris urutan keenam tahta Kerajaan Inggris Raya-- memiliki tugas konstitusional membantu Ratu Elizabeth II yang tidak lain ibu kandungnya, dalam hal pendidikan dan keahlian, kewirausahaan, dan rekayasa.
Dia dan begitu juga anggota inti lain keluarga Kerajaan Inggris Raya dapat ditunjuk Ratu Elizabeth II mewakili kehadiran dan kepentingan Kerajaan Inggris Raya secara formal dan informal.
Inggris, kata Kalla, ingin mempertahankan kekuatannya sebagai negara dengan ekonomi baik di kawasan Eropa, sehingga Inggris memiliki investasi di luar negeri.
"Inggris ingin tetap mempertahankan diri sebagai kekuatan ekonomi di Eropa yang terbaik dewasa ini dan di banyak negara Eropa, itu yang berkembang baik Inggris maupun Jerman. Pertumbuhan mereka juga masih baik dan ingin selalu memiliki investasi di luar," ujar Kalla.
Pemerintahan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, terpilih kembali dalam Pemilu yang dikatakan paling ketat.
Satu pekerjaan rumah penting bagi pemerintahan Partai Buruh yang dipimpin Cameron kali ini adalah menentukan apakah Inggris Raya tetap ada dalam lingkungan Uni Eropa atau tidak, dengan segala konsekuensinya.
Secara ekonomi, Inggris Raya tetap memakai mata uang poundsterling dan bukan euro, sungguhpun dia anggota Uni Eropa.
Jamuan minum teh atau dikenal dengan afternoon tea, di Inggris menjadi tradisi sejak 1800-an dan populer di kalangan bangsawan Kerajaan Inggris Raya.
Tema besar kehadiran Kalla yang berlatar saudagar ke London adalah menghadiri Konferensi Federasi Pedagang Kakao se-Dunia.
Misinya, memperluas pasar kakao Indonesia di Eropa. "Kakao itu hasil pertanian terbesar kita ketiga untuk ekspornya, setelah minyak kelapa sawit dan karet. Akhir-akhir ini, hampir semua komoditas itu turun harganya, kecuali kakao, artinya potensi permintaan dunia terhadap kakao ini makin baik," kata Kalla.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi biji kakao karena tidak banyak negara di dunia yang memiliki perkebunan kakao.
"Tidak banyak negara bisa menghasilkan kakao karena hanya negara-negara dengan iklim tropis itu yang bisa ditanami kakao, sehingga kita punya potensi sangat penting sebagai negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015