Denpasar (Antara Bali) Aneka kerajinan berbahan baku kelopak bunga kelapa yang sudah kering, bagian pinggirannya diisi hiasan ukiran perak sehingga tampak antik dan unik laris ke pasar ekspor.
Pengusaha Kerajinan Perak asal Gianyar, Bali, Wayan Widanta Kamis mengtakan, perajin Bali tetap berkreasi menciptakan aneka barang bernilai seni dan unik dengan rancang bangun (disain) menggunakan bahan baku tempurung kelapa, dipadukan dengan budaya lokal seperti tas, bros, bokor untuk pasar ekspor.
Ia yang mempekerjakan sekitar 25 perajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Gianyar memproduksi matadagangan bernilai seni dengan berbagai jenis bahan baku ditambah rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal, sesuai selera konsumen.
Kreasi yang dibuat perajin belakangan ini menyerupai binatang seperti naga, ikan arwana dan berbagai jenis lainnya dari bahan baku kerang dipadukan dengan ukiran dari perak, begitu pula naga yang dibuat dari tembaga dilapisi perak sehingga kelihatan antik.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisi hiasan emas berukirkan Bali, memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, terutama yang dari Singapura, Hongkong, Australia, Amerika Serikat dan Eropa.
Pasar perhiasan perak di Singapura dan Australia kini semakin berkembang, tutur Wayan sambil menunjukkan disain berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini.
"Kita di Bali hanya mampu menjual desain ditambah ongkos kerja," kata pengusaha kreatif ini saat ditanyakan tentang harga perhiasan baik yang dijual di toko maupun yang dikirim ke luar negeri.
Perdagangan ekspor akan aneka barang perhiasan dan permata produksi Bali memang cukup stabil, sehingga setiap bulannya ada saja yang dikirim ke pasar luar negeri guna memenuhi permintaan konsumen fanatiknya.
Ada konsumen dari Amerika Serikat yang menjadi langganannya sejak perusahaan galeri dipegang kakeknya hingga cucunya masih datang membeli ke Bali, tutur Wayan sambil menunjukkan barang perhiasannya yang siap dikirim kepada langganan fanatiknya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat realisasi ekspor aneka barang perhiasan perak dari Bali selama dua bulan pertama 2015 menghasilkan devia 9,2 juta dolar AS melonjak keras jika dibandingkan periode yang sama 2014 hanya 2,5 juta dolar.
Perhiasan dan permata merupakan yang diekspor menghasilkan devisa terbanyak keempat setelah pakaian bernilai 15 juta dolar, kerajinan kayu 10,1 juta dolar dan ikan tuna bernilai 10 juta dolar selama Januari-Pebruari 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
Pengusaha Kerajinan Perak asal Gianyar, Bali, Wayan Widanta Kamis mengtakan, perajin Bali tetap berkreasi menciptakan aneka barang bernilai seni dan unik dengan rancang bangun (disain) menggunakan bahan baku tempurung kelapa, dipadukan dengan budaya lokal seperti tas, bros, bokor untuk pasar ekspor.
Ia yang mempekerjakan sekitar 25 perajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Gianyar memproduksi matadagangan bernilai seni dengan berbagai jenis bahan baku ditambah rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal, sesuai selera konsumen.
Kreasi yang dibuat perajin belakangan ini menyerupai binatang seperti naga, ikan arwana dan berbagai jenis lainnya dari bahan baku kerang dipadukan dengan ukiran dari perak, begitu pula naga yang dibuat dari tembaga dilapisi perak sehingga kelihatan antik.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisi hiasan emas berukirkan Bali, memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, terutama yang dari Singapura, Hongkong, Australia, Amerika Serikat dan Eropa.
Pasar perhiasan perak di Singapura dan Australia kini semakin berkembang, tutur Wayan sambil menunjukkan disain berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini.
"Kita di Bali hanya mampu menjual desain ditambah ongkos kerja," kata pengusaha kreatif ini saat ditanyakan tentang harga perhiasan baik yang dijual di toko maupun yang dikirim ke luar negeri.
Perdagangan ekspor akan aneka barang perhiasan dan permata produksi Bali memang cukup stabil, sehingga setiap bulannya ada saja yang dikirim ke pasar luar negeri guna memenuhi permintaan konsumen fanatiknya.
Ada konsumen dari Amerika Serikat yang menjadi langganannya sejak perusahaan galeri dipegang kakeknya hingga cucunya masih datang membeli ke Bali, tutur Wayan sambil menunjukkan barang perhiasannya yang siap dikirim kepada langganan fanatiknya.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali mencatat realisasi ekspor aneka barang perhiasan perak dari Bali selama dua bulan pertama 2015 menghasilkan devia 9,2 juta dolar AS melonjak keras jika dibandingkan periode yang sama 2014 hanya 2,5 juta dolar.
Perhiasan dan permata merupakan yang diekspor menghasilkan devisa terbanyak keempat setelah pakaian bernilai 15 juta dolar, kerajinan kayu 10,1 juta dolar dan ikan tuna bernilai 10 juta dolar selama Januari-Pebruari 2015. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015