Denpasar (Antara Bali) - Umat Hindu di Denpasar, Bali, menggelar ritual "Banyu pinaruh" atau pembersihan diri di sejumlah pantai dan sumber air usai merayakan Hari Raya Saraswati, perayaan turunnya ilmu pengetahuan.
"Kami menghaturkan `canang` (rangkaian janur dan bunga) untuk dipersembahkan sebelum melakukan banyu pinaruh atau pembersihan diri di pantai," kata umat Hindu, Kadek Wartawan ditemui di Pantai Sanur, Denpasar, Minggu.
Umat Hindu memadati Pantai Sanur sejak pukul 05.30 WITA, atau saat matahari menjelang terbit sebagai perlambang menyongsong energi dan semangat baru.
Sebelum melaksanakan pembersihan diri, umat terlebih dahulu melakukan persembahyangan dan selanjutnya membersihkan diri di pantai.
Banyu pinaruh, berasal dari kata banyu (air) dan pinaruh atau pangewuruh (pengetahuan).
Dengan mengunjungi pantai atau sumber air, umat membersihkan badan dengan mandi dan keramas namun esensi dari ritual tersebut bermakna menyucikan pikiran dengan menggunakan air ilmu pengetahuan.
"Banyu pinaruh bukan hanya datang berkeramas atau mandi ke pantai atau sumber air tetapi membersihkan kekotoran atau kegelapan dalam hati dan pikiran dengan ilmu pengetahuan yang kami rayakan saat Saraswati," imbuhnya.
Untuk merayakan turunnya ilmu pengatahuan itu, umat Hindu melakukan persembahyangan Saraswati yang dilaksanakan pada Sabtu (2/5).
Umat Hindu khususnya para pelajar dari semua jenjang pendidikan di Bali dengan mengenakan busana adat khas Bali warna putih mengikuti persembahyangan secara khidmat di tempat suci (pura) sekolah masing-masing.
Mereka pada hari Saraswati itu tidak mengikuti proses belajar mengajar seperti hari biasa, kecuali hanya mengikuti persembahyangan, setelah itu dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.
Namun sejumlah siswa SMP, SMA dan sekolah menengah kejuruan (SMK) seusai mengikuti kegiatan ritual di sekolahnya, kembali melakukan persembahyangan yang sama di Pura Agung Jagatnata, yang terletak di jantung kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami menghaturkan `canang` (rangkaian janur dan bunga) untuk dipersembahkan sebelum melakukan banyu pinaruh atau pembersihan diri di pantai," kata umat Hindu, Kadek Wartawan ditemui di Pantai Sanur, Denpasar, Minggu.
Umat Hindu memadati Pantai Sanur sejak pukul 05.30 WITA, atau saat matahari menjelang terbit sebagai perlambang menyongsong energi dan semangat baru.
Sebelum melaksanakan pembersihan diri, umat terlebih dahulu melakukan persembahyangan dan selanjutnya membersihkan diri di pantai.
Banyu pinaruh, berasal dari kata banyu (air) dan pinaruh atau pangewuruh (pengetahuan).
Dengan mengunjungi pantai atau sumber air, umat membersihkan badan dengan mandi dan keramas namun esensi dari ritual tersebut bermakna menyucikan pikiran dengan menggunakan air ilmu pengetahuan.
"Banyu pinaruh bukan hanya datang berkeramas atau mandi ke pantai atau sumber air tetapi membersihkan kekotoran atau kegelapan dalam hati dan pikiran dengan ilmu pengetahuan yang kami rayakan saat Saraswati," imbuhnya.
Untuk merayakan turunnya ilmu pengatahuan itu, umat Hindu melakukan persembahyangan Saraswati yang dilaksanakan pada Sabtu (2/5).
Umat Hindu khususnya para pelajar dari semua jenjang pendidikan di Bali dengan mengenakan busana adat khas Bali warna putih mengikuti persembahyangan secara khidmat di tempat suci (pura) sekolah masing-masing.
Mereka pada hari Saraswati itu tidak mengikuti proses belajar mengajar seperti hari biasa, kecuali hanya mengikuti persembahyangan, setelah itu dibolehkan pulang ke rumahnya masing-masing.
Namun sejumlah siswa SMP, SMA dan sekolah menengah kejuruan (SMK) seusai mengikuti kegiatan ritual di sekolahnya, kembali melakukan persembahyangan yang sama di Pura Agung Jagatnata, yang terletak di jantung kota Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015