Denpasar (Antara Bali) - Tanaman kopi di Bali sebagian besar merupakan perkebunan rakyat, oleh sebab itu pemerintah berupaya meningkatkan hasil produksi yang berkualitas dan ramah lingkungan, karena secara sosial ekonomi akan menguntungkan petani.

"Sistem pertanian berkelanjutan mulai diperkenalkan kepada pekebun di daerah ini dengan harapan dapat meningkatkan produksi kopi yang menjadi mata dagangan ekspor," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali Ir. I Dewa Made Buana Duwuran, M.P. di Denpasar Senin.

Ia mengatakan, Bali yang menjadi daerah tujuan pariwisata memiliki luas areal kopi (arabika dan robusta) 36.538 hektare, sebagian besar tersebar di lokasi wisata Kintamani Kabupaten Bangli, Petang, Kabupaten Badung, Pupuan, Kabupaten Tabanan dan Suksada dan Busungbiu, Kabupaten Buleleng.

Produktivitas kopi rata-rata mencapai 728 kg/ha/tahun, dengan musim panen (arabika,robusta) Mei-September, tutur Dewa Buana Duwuran sambil menyebutkan bahwa kopi jenis arabika yang tumbuh dan berkembang di Kintamani memiliki sejumlah keunggulan.

Keunggulan yang sudah diakui oleh konsumen lokal maupun mancanegara tersebut antara lain citra rasa yang khas, tahan terhadap hama dan penyakit, berbuah lebat dan produktivitasnya cukup tinggi, disamping masuk dalam komoditas unggulan nasional.

Ada 15 komoditas unggulan yang ditetapkan secara nasional, termasuk kopi arabika Kintamani yang telah mendapatkan sertifikat IG (Indikasi Geografis), diharapkan akan mampu mendorong petani untuk meningkatkan kualitas produksinya.

Ia mengatakan, banyak hal positif bisa dinikmati petani pekebun dengan masuknya kopi arabika Kintamani menjadi unggulan komoditas nasional, kata dia sambil menyebutkan bahwa di Indonesia ada delapan provinsi dijadikan kawasan pengembangan komoditas unggulan nasional meliputi 15 komoditas.  Selain kopi arabika Kinamani untuk Bali, ada tanaman teh, kakao, karet, kelapa sawit, kelapa serta komoditas lainnya. Mengenai luas wilayah khusus untuk kopi arabika Kintamani Bali meliputi 64 wilayah subak abian.  (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015