Jakarta (Antara Bali) - Juru bicara Poros Muda Partai Golkar, Andi Sinulingga, mengatakan pendiri Partai Golkar yang juga presiden kedua Indonesia, Soeharto, tidak mewariskan partai beringin untuk keluarganya, sehingga politik trah sebaiknya tidak dibawa lagi dalam struktural partai.

"Golkar bukanlah warisan Pak Harto untuk anak dan keluarganya. Poros muda Golkar berpendapat bahwa Golkar bukanlah tempat bersemainya politik trah, karena di Golkar semua kader punya peluang dan kesempatan yang sama," kata Sinulingga, di Jakarta, Jumat.

Pada masa keemasannya banyak anggota keluarga Cendana menjadi pengurus Golkar. Saat itu, Golkar tidak dikategorikan sebagai partai politik walau sepak terjang praktisnya persis partai politik. 

Seiring reformasi pada 1998, keluarga Cendana pelan-pelan surut dari pentas politik nasional walau belakangan beberapa anggota keluarga Cendana kembali tampil. Walau tidak lagi banyak disorot media massa atau membuka diri, namun diyakini keluarga Cendana masih memiliki basis bisnis dan keuangan yang sangat mumpuni.

Salah satu hal menonjol pada ujung pemerintahan Soeharto adalah penunjukan dan pengangkatan anak sulungnya, Siti Hardiyanti Roekmana alias Tutut Soeharto, yang juga fungsionaris papan atas Golkar sebagai menteri sosial.

Sebelumnya politisi Partai Golkar, Siti Hediati Hariyadi (Titiek Soeharto), mengatakan, sejumlah kader daerah menginginkan agar keluarga Cendana, mengambil alih kembali partai beringin untuk menyudahi konflik internal. Wacana yang berkembang Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto) disebut-sebut diminta maju menjadi ketua umum partai beringin. (WDY)

Pewarta: Oleh Rangga Jingga

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015