Denpasar (Antara Bali) - Kepala Polda Bali Inspektur Jenderal Ronny Sompie menampik penggantian Kepala Polresta Denpasar Komisaris Besar Djoko Hariutomo terkait foto perwira dengan melati tiga itu dengan dua terpidana mati berkewarganegaraan Australia, atau disebut "Bali Nine".

"Tidak ada hubungannya (dengan foto `Bali Nine`). Beliau (Djoko Hariutomo) sudah cukup lama karena pembinaan karir di kepolisian itu ada batas waktu lamanya seseorang menjabat kepala satuan wilayah dan kerja," katanya ditemui usai pisah kenal Kepala Polresta Denpasar, Senin.

Menurut dia, Komisaris Besar Anak Agung Made Sudana yang sebelumnya menjabat Kepala Bidang Propam Polda Bali perlu diberikan kesempatan untuk memimpin jajaran Polresta Denpasar. Sedangkan Komisaris Djoko Hariutomo saat ini diusulkan mengikuti pendidikan pada Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri yang diarahkan menjadi perwira tinggi.

Terkait dengan hal itu, Ronny menyatakan bahwa tidak ada penurunan pangkat atau golongan kepada Djoko namun naik golongan. "Tidak menurun, malah naik eselon dari 2B3 menjadi 2B2," katanya.

Sementara itu terkait kinerja selama memimpin jajaran Polresta Denpasar, mantan Kepala Divisi Humas Mabes Polri itu menyatakan bahwa kinerja Djoko cukup baik tanpa "rapor" merah. Meski demikian ada beberapa warisan kasus yang terjadi sebelum Polresta Denpasar dipimpin Djoko Hariutomo yang hingga saat ini belum tuntas. "Bukan rapor merah tetapi ada beberapa kasus seperti kasus penganiayaan tahun 2012 dan sekarang masih harus ditindaklanjuti," ucapnya.

Sebelumnya saat duo Bali Nine dipindahkan ke Nusa Kambangan melalui Bandara Ngurah Rai, terlihat foto "selfie" Komisaris Besar Djoko Hariutomo bersama Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Foto tersebut sontak menjadi sorotan pemberitaan baik media dalam dan luar negeri yang menyita pro dan kontra masyarakat internasional terkait foto yang diambil di dalam oesawat terbang itu. (WDY)

Pewarta: Oleh Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015