Negara (Antara Bali) - Ratusan warga Desa Yehsumbul, Kabupaten Jembrana mendesak polisi untuk mengungkap kasus pengeroyokan terhadap warga yang mengarak ogoh-ogoh, menjelang Hari Raya Nyepi.

Pantauan di lapangan, Minggu, dengan berpakaian adat, ratusan warga ini mendatangi Polsek Mendoyo mempertanyakan pengusutan kasus pengeroyokan terhadap Putu Agus Swastika.

"Kasus seperti ini sering terjadi saat pengarakan ogoh-ogoh, tapi selalu diselesaikan dengan damai. Mungkin penyelesaian damai itu yang membuat pelaku tidak jera, sehingga sekarang kami minta polisi untuk menindaknya," kata Dewa Gede Adi Putra, koordinator warga.

Dengan diproses hukum, ia berharap, kejadian serupa tidak akan terulang karena pihaknya ingin pengarakan ogoh-ogoh berjalan aman.

Meskipun mendesak polisi menyelesaikan kasus ini, ia mengaku, tidak menuduh siapa pelakunya, dengan menyerahkan pengungkapannya kepada aparat hukum.

"Kami tidak menuduh siapa pelakunya, terserah polisi untuk mengungkap dan menangkapnya. Kami kesini juga untuk mendampingi dan memberikan dukungan kepada korban," ujarnya.

Kepada ratusan warga yang hadir, ia minta mereka tidak bertindak main hakim sendiri, dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada polisi sepenuhnya.

Kapolsek Mendoyo Komisaris Wayan Sinaryasa yang menemui warga berjanji, pihaknya akan mengusut kasus ini, dan memproses pelakunya sesuai hukum yang berlaku.

Ia mengatakan, pihaknya sudah menyelidiki kasus ini, serta memeriksa korban dan saksi-saksi saat kejadian, sebelum menangkap pelakunya.

Swastika dikeroyok saat mengarak ogoh-ogoh bersama kawan-kawannya, Jumat (20/3), di jalan raya Denpasar Gilimanuk, sehingga mengalami luka pada wajah, leher dan lengannya.

Pelaku yang diduga berjumlah lima orang tersebut, marah karena tersenggol ogoh-ogoh yang diarak saat menonton.(GBI)

Pewarta: Oleh Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015