Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana I Putu Artha mengajak warga untuk mengkonsumsi nasi jagung, sebagai selingan pengganti beras sebagai bagian program ketahanan pangan.
"Mengkonsumsi nasi jagung bukan hal yang baru, karena sudah dilakukan generasi sebelum kita. Saat harga beras melambung, nasi jenis ini bisa menjadi alternatif," katanya saat menyerahkan bantuan operasional untuk kepala dusun/adat, kader Posyandu serta juru arah atau RT, di Negara, Bali, Kamis.
Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, lama kelamaan produksi beras saja tidak akan mencukupi, sehingga dibutuhkan makanan pokok alternatif.
Karena itu, ia mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah pusat yang melarang adanya beras impor, karena Indonesia kaya makanan pokok selain beras.
"Saya tidak melarang mengkonsumi beras, tapi melihat kejadian beberapa waktu lalu dimana harga beras mendadak mahal, konsumsi nasi jagung harus mulai dibudayakan," ujarnya.
Menurutnya, kandungan nasi jagung tidak kalah dengan beras, serta tidak akan mempengaruhi vitalitas seseorang.
Justru, katanya, rasa nasi jagung lebih gurih dan bisa dipadukan dengan lauk pauk layaknya nasi dari beras.
"Konsumsi nasi jagung ini akan kami kampanyekan, dimulai dengan lingkungan Pemkab Jembrana, dimana setiap acara harus menggunakan nasi jagung," katanya.
Usai memberikan sambutan dalam penyerahan bantuan operasional ini, ia bersama pejabat Pemkab Jembrana lainnya serta kepala dusun/adat, kader Posyandu serta RT bersantap siang dengan nasi jagung.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Mengkonsumsi nasi jagung bukan hal yang baru, karena sudah dilakukan generasi sebelum kita. Saat harga beras melambung, nasi jenis ini bisa menjadi alternatif," katanya saat menyerahkan bantuan operasional untuk kepala dusun/adat, kader Posyandu serta juru arah atau RT, di Negara, Bali, Kamis.
Menurutnya, dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, lama kelamaan produksi beras saja tidak akan mencukupi, sehingga dibutuhkan makanan pokok alternatif.
Karena itu, ia mengatakan, pihaknya mendukung kebijakan pemerintah pusat yang melarang adanya beras impor, karena Indonesia kaya makanan pokok selain beras.
"Saya tidak melarang mengkonsumi beras, tapi melihat kejadian beberapa waktu lalu dimana harga beras mendadak mahal, konsumsi nasi jagung harus mulai dibudayakan," ujarnya.
Menurutnya, kandungan nasi jagung tidak kalah dengan beras, serta tidak akan mempengaruhi vitalitas seseorang.
Justru, katanya, rasa nasi jagung lebih gurih dan bisa dipadukan dengan lauk pauk layaknya nasi dari beras.
"Konsumsi nasi jagung ini akan kami kampanyekan, dimulai dengan lingkungan Pemkab Jembrana, dimana setiap acara harus menggunakan nasi jagung," katanya.
Usai memberikan sambutan dalam penyerahan bantuan operasional ini, ia bersama pejabat Pemkab Jembrana lainnya serta kepala dusun/adat, kader Posyandu serta RT bersantap siang dengan nasi jagung.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015