Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla merasa tidak yakin 16 warga Negara Indonesia, yang dikabarkan hilang di Turki beberapa waktu lalu, bergabung dengan kelompok militan gerakan Islam radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

"Saya tidak yakin mereka masuk ISIS, masa membawa anak dan istri, yang benar saja. Pasti bukan itu, mungkin mereka sedang di tempat lain saja," kata Wapres usai membuka Rakornas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa.

Dia juga meminta jajarannya, dalam hal ini Badan Intelijen Negara (BIN) dan Kementerian Luar Negeri, untuk mencari informasi lengkap terhadap 16 orang itu. Terkait dugaan sebab hilangnya WNI tersebut karena tergabung dengan kelompok ISIS, Wapres mengatakan Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak gerakan itu.

Untuk memastikan keberadaan para WNI tersebut harus diketahui kronologi jadwal perjalanan dan daerah asal rombongan tersebut. Pemerintah juga belum bisa memberikan imbauan keamanan bagi masyarakat yang sedang berada atau akan ke luar negeri.

"Kalau ISIS, tentu kita tidak mendukung orang-orang Indonesia ikut ke gerakan tersebut. Karena itu tidak sesuai dengan prinsip-prinsip negara kita, agama dan sebagainya," ujarnya.

Sebelumnya dikabarkan 16 orang WNI hilang kontak dengan rombongan wisata yang tiba di Bandara Ataturk, Istanbul, pada 24 Februari lalu. (WDY)

Pewarta: Oleh Fransiska Ninditya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015