Tokyo (Antara Bali) - Pemerintah Republik Indonesia dan Turki bekerja
sama dalam mengatasi radikalisasi agama terutama terkait dengan fenomena
sejumlah orang yang bergabung dengan gerakan Negara Islam Irak dan
Suriah (ISIS).
"Pertemuan dengan Turki membicarakan tentang bagaimana kita secara
bersama-sama dalam menghadapi radikalisasi," kata Wakil Presiden Jusuf
Kalla kepada wartawan di Tokyo, Jepang, Minggu.
Wapres mengikuti
Konferensi PBB ke-3 tentang Pengurangan Risiko Bencana di Sendai,
Jepang, Sabtu (14/3). Di sini, dia menemui sejumlah pejabat tinggi
negara lain seperti Turki. Wapres mengemukakan, hal yang dibahas adalah kerja sama keamanan
hingga tukar menukar informasi, termasuk dalam membantu gelombang
pengungsi akibat serangan ISIS.
"Radikalisme harus dapat kita atasi bersama-sama," katanya seraya
menambahkan kini diperkirakan sekitar 500 WNI pergi ke wilayah yang
dikuasai ISIS.
Jusuf Kalla mengingatkan, potensi bahaya yang dapat terjadi antara
lain bila orang-orang yang telah diradikalisasi kembali lagi ke
negaranya, seperti ke Indonesia. Untuk itu, pemerintah juga telah sepakat membentuk pusat pemikiran
Islam moderat sebagai upaya menanggulangi pemikiran radikal.
Wapres juga mengatakan bakal ada pertemuan lanjutan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir
mengatakan pemerintah RI akan mengirim tim keamanan gabungan untuk
menginvestigasi lebih dalam motif 16 WNI yang ditangkap Turki di wilayah
perbatasan Turki-Suriah. (WDY)
Indonesia-Turki Kerja Sama Halau Radikalisasi
Minggu, 15 Maret 2015 14:19 WIB