Singapura (Antara Bali/AFP) – Harga minyak naik di Asia pada Jumat (06/03/2015) di saat para dealer tengah berfokus pada ketegangan yang meningkat di Timur Tengah dan Ukraina, sementara tidak mengkhawatirkan tentang melonjaknya persediaan minyak Amerika Serikat, ujar analis.

West Texas Intermediate, yang menjadi acuan minyak AS, bertambah 32 sen menjadi 51,08 dolar Amerika (sekitar Rp662.556), sementara Brent naik 47 sen menjadi 60,95 dolar Amerika (sekitar Rp790.810) di perdagangan pagi.

“Kami melihat saat ini pasar sedang berkembang dengan para trader melihat adanya peningkatan harga, kemungkinan akibat ketegangan di Timur Tengah dan Ukraina,” ujar Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Market di Sydney, kepada AFP.

“Namun, kami melihat para investor tidak terlalu menghiraukan tentang peningkatan jumlah persediaan AS pekan ini,” tambahnya.

National Oil Co. Libya menyatakan force majeure (keadaan kahar) pada Rabu terhadap 11 kilang minyak setelah terjadi serangan dari Islamis.

Negara anggota OPEC tersebut telah memerangi munculnya milisi yang berupaya merebut beberapa kota dan kekayaan minyaknya sejak pembunuhan diktator Moamer Kadhafi pada 2011. Pertempuran yang terus berlanjut menyebabkan berkurangnya produksi dari hampir 1,5 juta barel per hari menjadi 150.000, menurut analis.(WDY)

Pewarta:

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015