Singapura (Antara Bali/AFP) - Harga minyak dunia naik di perdagangan Asia
pada Senin, memperpanjang "rebound" tajam pada akhir pekan lalu, karena
para analis memprediksi sektor ini telah keluar dari posisi terendahnya
sesudah terjun hampir 50 persen sejak Juni.
Patokan AS, minyak
mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman
Februari, naik 79 sen menjadi 57,92 dolar AS, sementara minyak mentah
Brent untuk pengiriman Februari bertambah 91 sen menjadi 62,29 dolar AS
di perdagangan sore.
"Kami tidak memperkirakan WTI dan Brent
menguji tingkat terendah baru minggu ini," kata Daniel Ang, analis
investasi pada Phillip Futures di Singapura.
"Sebaliknya, kami
percaya itu (harga minyak) hanya akan cenderung dalam rentang
perdagangan yang sama karena para spekulan melanjutkan
`short-covering`," tambah dia.
Keuntungan memperpanjang "rebound"
pada Jumat (19/12), menghapus kerugian awal pekan lalu yang melihat
harga minyak mencapai terendah baru dalam lima tahun.
Minyak
telah merosot sekitar setengah dari nilainya sejak Juni, dan keputusan
pada November oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk
mempertahankan tingkat produksinya meskipun terjadi penurunan harga
telah membebani pasar.
Dengan beberapa peristiwa pasar utama
menjelang liburan Natal pada Kamis, Ang mengatakan "data persediaan AS
kemungkinan akan menentukan harga pekan ini".
Data AS diawasi
ketat oleh para investor minyak karena dianggap sebagai indikator
penting dari permintaan di konsumen minyak mentah utama dunia itu.
Sebuah penurunan dalam cadangan minyak mentah AS biasanya menunjukkan
permintaan meningkat.
Stok minyak mentah untuk pekan yang
berakhir 12 Desember turun 800.000 barel, Badan Informasi Energi AS
(EIA) mengatakan dalam laporan pekan lalu. EIA akan merilis laporan
untuk minggu yang berakhir 19 Desember pada Rabu (24/12).(WDY)
Harga Minyak Terus Menguat di Perdagangan Asia
Senin, 22 Desember 2014 15:36 WIB