Negara (Antara Bali) - Pasar oleh-oleh khas kampung muslim di Kabupaten Jembrana, segera akan dibangun di Kelurahan Loloan Barat tepat di pinggir Sungai Ijogading, yang merupakan salah satu simbol daerah ini.
"Kantor Lurah Loloan Barat akan kami pindah, bekas lahannya akan digunakan sebagai pasar oleh-oleh khas kampung ini," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat berkunjung ke kantor lurah tersebut, Rabu.
Untuk menarik pembeli, ia mengatakan, beberapa infrastruktur pendukung sudah mulai dibangun, seperti arena jogging track di sepanjang tepi Sungai Ijogading.
Ia mengaku, kedatangannya ke kelurahan ini juga untuk minta kepada dua warga, untuk merelakan sebagian lahannya digunakan untuk jogging track.
"Manfaat jogging track ini banyak. Selain untuk menanggulangi erosi, juga bisa menarik pengunjung yang ingin berolahraga. Kalau banyak pengunjung, otomatis jadi lahan ekonomi baru bagi warga setempat," ujarnya.
Selain itu, ia melihat, posisi rumah Rafi'i dan Endang, yang berada di sempadan sungai berbahaya bagi mereka sendiri, apalagi saat banjir.
Lurah Loloan Barat Sadikin mengatakan, setelah dilakukan pendekatan terhadap dua warga tersebut, mereka bisa menerima lahan termasuk rumahnya dibongkar untuk keperluan pembangunan tersebut.
Namun, menurutnya, karena rumahnya permanen, Endang minta kompensasi, sementara Rafi'i yang masuk keluarga miskin akan diusahakan mendapat program bedah rumah.
Rencananya, Pemkab Jembrana akan menambah jogging track yang sudah ada dengan panjang 300 meter, di sisi barat Sungai Ijogading.
Sungai Ijogading merupakan salah satu simbol Kabupaten Jembrana, yang membelah Kecamatan Negara dan Jembrana yang dahulu kala terkenal dihuni ribuan buaya.
Sungai ini juga pernah menjadi jalur niaga, yang dilintasi perahu-perahu, termasuk pendatang dari Bugis serta bangsa melayu lainnya, yang sebagian besar menetap di Kelurahan Loloan Timur dan Barat.
Sisa-sisa kejayaan Sungai Ijogading, masih bisa dilihat dari sisa-sisa reruntuhan dermaga di Dusun Terusan, Kelurahan Loloan Barat.
Akibat pendangkalan, serta sampah yang dibuang warga, sungai tersebut khususnya yang di tengah kota terkesan kumuh.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kantor Lurah Loloan Barat akan kami pindah, bekas lahannya akan digunakan sebagai pasar oleh-oleh khas kampung ini," kata Bupati Jembrana I Putu Artha, saat berkunjung ke kantor lurah tersebut, Rabu.
Untuk menarik pembeli, ia mengatakan, beberapa infrastruktur pendukung sudah mulai dibangun, seperti arena jogging track di sepanjang tepi Sungai Ijogading.
Ia mengaku, kedatangannya ke kelurahan ini juga untuk minta kepada dua warga, untuk merelakan sebagian lahannya digunakan untuk jogging track.
"Manfaat jogging track ini banyak. Selain untuk menanggulangi erosi, juga bisa menarik pengunjung yang ingin berolahraga. Kalau banyak pengunjung, otomatis jadi lahan ekonomi baru bagi warga setempat," ujarnya.
Selain itu, ia melihat, posisi rumah Rafi'i dan Endang, yang berada di sempadan sungai berbahaya bagi mereka sendiri, apalagi saat banjir.
Lurah Loloan Barat Sadikin mengatakan, setelah dilakukan pendekatan terhadap dua warga tersebut, mereka bisa menerima lahan termasuk rumahnya dibongkar untuk keperluan pembangunan tersebut.
Namun, menurutnya, karena rumahnya permanen, Endang minta kompensasi, sementara Rafi'i yang masuk keluarga miskin akan diusahakan mendapat program bedah rumah.
Rencananya, Pemkab Jembrana akan menambah jogging track yang sudah ada dengan panjang 300 meter, di sisi barat Sungai Ijogading.
Sungai Ijogading merupakan salah satu simbol Kabupaten Jembrana, yang membelah Kecamatan Negara dan Jembrana yang dahulu kala terkenal dihuni ribuan buaya.
Sungai ini juga pernah menjadi jalur niaga, yang dilintasi perahu-perahu, termasuk pendatang dari Bugis serta bangsa melayu lainnya, yang sebagian besar menetap di Kelurahan Loloan Timur dan Barat.
Sisa-sisa kejayaan Sungai Ijogading, masih bisa dilihat dari sisa-sisa reruntuhan dermaga di Dusun Terusan, Kelurahan Loloan Barat.
Akibat pendangkalan, serta sampah yang dibuang warga, sungai tersebut khususnya yang di tengah kota terkesan kumuh.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015