Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan warga di Kampung Barokah mau berkorban daerahnya dilewati saluran udara tegangan tinggi (SUTT) supaya Pembangkit Listrik Tenaga Uap Celukan Bawang dapat segera dioperasikan.
"Seharusnya kita tidak tekor listrik, kalau urusan di Celukan Bawang itu segera selesai," kata Pastika usai melantik pejabat struktural Eselon III Pemprov Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Perusahaan Listrik Negara dan para ahli tentu sudah menghitung efek dari dilewatinya SUTT tersebut bagi warga. "Itu kan sudah dihitung oleh PLN dan para ahli bahwa tidak berbahaya. Tidak mungkinlah pemerintah atau berbagai pihak ingin membahayakan orang," katanya sembari menyebutkan di sana ada alat pengamannya juga.
Pastika mengharapkan supaya warga Kampung Barokah, Kabupaten Buleleng, tidak berlebihan dalam meminta sesuatu karena sesungguhnya proyek tersebut demi kepentingan seluruh rakyat Bali.
"Ada pengorbananlah kalau memang harus berkorban, tetapi kan sebenarnya sudah dihitung semuanya itu. Itu yang saya harapkan pada Saudara-saudara saya yang berada di Kampung Barokah itu," ucapnya.
Sebelumnya General Manager PT PLN Distribusi Bali Syamsul Huda mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan sementara proses pasang baru dan penambahan daya litrik terhitung mulai 23 Februari 2015 karena Bali mengalami defisit daya listrik.
Pihaknya terpaksa mengambil kebijakan penyetopan sementara pemasangan baru dan penambahan daya untuk menjaga kondisi dan kualitas kelistrikan bagi pelanggan yang sudah ada saat ini. Berdasarkan data hingga akhir Januari 2015 saja, jumlah pelanggan PLN Bali mencapai 1.080.000. Selain itu masih ada 26.800 pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu PLN.
"Sampai kapan kebijakan penghentian ini, tergantung dari kapan tersambungnya listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang di Buleleng ke dalam sistem kelistrikan Bali. Bisa hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun," ucap Huda.
Ia menambahkan, PLN belum dapat menyalurkan listrik karena penduduk di Kampung Barokah, Celukan Bawang yang berada di sekitar PLTU belum sepakat dengan penarikan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sepanjang 300 meter di daerah itu.
"Padahal PLTU Celukan Bawang bisa masuk ke sistem itu syaratnya harus ada salurannya berupa SUTT. Untuk SUTT sepanjang 70 kilometer sudah siap, hanya masalahnya ada satu gawang di Kampung Barokah yang belum bisa ditarik kawatnya," tegas Huda.
Di sisi lain, PLN Bali terpaksa melakukan pemadaman bergilir dari 21 Februari-1 Maret 2015 karena dilakukan pemeliharaan PLTG Gilimanuk dengan daya 130 MW. Akibatnya keluarnya daya sebesar 130 MW dari sistem kelistrikan itu, Bali mengalami defisit listrik sebesar 40-70 MW pada saat beban puncak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Seharusnya kita tidak tekor listrik, kalau urusan di Celukan Bawang itu segera selesai," kata Pastika usai melantik pejabat struktural Eselon III Pemprov Bali di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, Perusahaan Listrik Negara dan para ahli tentu sudah menghitung efek dari dilewatinya SUTT tersebut bagi warga. "Itu kan sudah dihitung oleh PLN dan para ahli bahwa tidak berbahaya. Tidak mungkinlah pemerintah atau berbagai pihak ingin membahayakan orang," katanya sembari menyebutkan di sana ada alat pengamannya juga.
Pastika mengharapkan supaya warga Kampung Barokah, Kabupaten Buleleng, tidak berlebihan dalam meminta sesuatu karena sesungguhnya proyek tersebut demi kepentingan seluruh rakyat Bali.
"Ada pengorbananlah kalau memang harus berkorban, tetapi kan sebenarnya sudah dihitung semuanya itu. Itu yang saya harapkan pada Saudara-saudara saya yang berada di Kampung Barokah itu," ucapnya.
Sebelumnya General Manager PT PLN Distribusi Bali Syamsul Huda mengatakan pihaknya terpaksa menghentikan sementara proses pasang baru dan penambahan daya litrik terhitung mulai 23 Februari 2015 karena Bali mengalami defisit daya listrik.
Pihaknya terpaksa mengambil kebijakan penyetopan sementara pemasangan baru dan penambahan daya untuk menjaga kondisi dan kualitas kelistrikan bagi pelanggan yang sudah ada saat ini. Berdasarkan data hingga akhir Januari 2015 saja, jumlah pelanggan PLN Bali mencapai 1.080.000. Selain itu masih ada 26.800 pelanggan yang masuk dalam daftar tunggu PLN.
"Sampai kapan kebijakan penghentian ini, tergantung dari kapan tersambungnya listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang di Buleleng ke dalam sistem kelistrikan Bali. Bisa hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun," ucap Huda.
Ia menambahkan, PLN belum dapat menyalurkan listrik karena penduduk di Kampung Barokah, Celukan Bawang yang berada di sekitar PLTU belum sepakat dengan penarikan jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sepanjang 300 meter di daerah itu.
"Padahal PLTU Celukan Bawang bisa masuk ke sistem itu syaratnya harus ada salurannya berupa SUTT. Untuk SUTT sepanjang 70 kilometer sudah siap, hanya masalahnya ada satu gawang di Kampung Barokah yang belum bisa ditarik kawatnya," tegas Huda.
Di sisi lain, PLN Bali terpaksa melakukan pemadaman bergilir dari 21 Februari-1 Maret 2015 karena dilakukan pemeliharaan PLTG Gilimanuk dengan daya 130 MW. Akibatnya keluarnya daya sebesar 130 MW dari sistem kelistrikan itu, Bali mengalami defisit listrik sebesar 40-70 MW pada saat beban puncak. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015