Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana, I Putu Artha membantu Ketut Sareng (65), warganya yang tidak memiliki tempat tinggal serta pekerjaan tetap.
"Kami akan pikirkan bagaimana agar keluarga ini memiliki tempat tinggal. Sementara ini kami bantu kebutuhan sehari-hari," katanya, saat datang ke rumah sareng di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Negara, Rabu.
Saat mendatangi Sareng, ia tampak tertegun dan prihatin, melihat kondisi rumahnya yang tidak layak huni, karena asal dibangu dan penuh dengan rongsokan.
Ia mengaku, tidak menyangka di wilayah yang termasuk perkotaan, ada warga tinggal dengan kondisi seperti itu.
Menurutnya, untuk memberikan bantuan bedah rumah kepada warga ini, pihaknya kesulitan karena tanah yang ditempati Sareng hanya menumpang.
Saat mendengar Sareng berkeinginan untuk transmigrasi, ia mendukungnya, meskipun minta yang bersangkutan berpikir dulu, karena kondisinya sudah sakit-sakitan.
"Kalau memang niatnya kuat untuk transmigrasi, kami akan bantu. Dinas terkait akan saya perintahkan untuk mengurusnya," ujarnya.
Sambil menunggu keputusan Sareng, ia minta aparat kelurahan setempat memperhatikan warga malang ini, termasuk mencarikan tempat tinggal sementara, karena tanah yang ditempatinya sudah diminta oleh pemiliknya.
Sareng bersama isterinya, Nyoman Runtini, yang juga sakit-sakitan, mengandalkan hidup dari mengumpulkan barang rongsokan, dengan dibantu anaknya yang menderita keterbelakangan mental.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami akan pikirkan bagaimana agar keluarga ini memiliki tempat tinggal. Sementara ini kami bantu kebutuhan sehari-hari," katanya, saat datang ke rumah sareng di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Negara, Rabu.
Saat mendatangi Sareng, ia tampak tertegun dan prihatin, melihat kondisi rumahnya yang tidak layak huni, karena asal dibangu dan penuh dengan rongsokan.
Ia mengaku, tidak menyangka di wilayah yang termasuk perkotaan, ada warga tinggal dengan kondisi seperti itu.
Menurutnya, untuk memberikan bantuan bedah rumah kepada warga ini, pihaknya kesulitan karena tanah yang ditempati Sareng hanya menumpang.
Saat mendengar Sareng berkeinginan untuk transmigrasi, ia mendukungnya, meskipun minta yang bersangkutan berpikir dulu, karena kondisinya sudah sakit-sakitan.
"Kalau memang niatnya kuat untuk transmigrasi, kami akan bantu. Dinas terkait akan saya perintahkan untuk mengurusnya," ujarnya.
Sambil menunggu keputusan Sareng, ia minta aparat kelurahan setempat memperhatikan warga malang ini, termasuk mencarikan tempat tinggal sementara, karena tanah yang ditempatinya sudah diminta oleh pemiliknya.
Sareng bersama isterinya, Nyoman Runtini, yang juga sakit-sakitan, mengandalkan hidup dari mengumpulkan barang rongsokan, dengan dibantu anaknya yang menderita keterbelakangan mental.(GBI)
Editor : Gembong Ismadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015