Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mendorong perbankan yang beroperasi di Pulau Dewata untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat mengingat masih terjadi ketimpangan pertumbuhan ekonomi.
"Kami mendorong perbankan untuk mengembangkan infrastruktur dan memperluas jaringannya ke berbagai penjuru daerah untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat," kata Kepala OJK Bali Zulmi di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, terwujudnya akselerasi pertumbuhan yang merata dapat dilakukan dengan pendekatan pemerataan akses keuangan masyarakat melalui penyaluran kredit produktif.
Penyaluran kredit produktif untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbesar di Denpasar sebesar Rp14,6 triliun atau 54,07 persen dan disusul Kabupaten Badung (10,94 persen), Kabupaten Gianyar (8,42 persen), Buleleng (6,86 persen), dan Tabanan (6,81 persen).
Wilayah Kabupaten Karangasem, Jembrana, Bangli, dan Klungkung, kata dia, tingkat penyerapan kredit masih tergolong rendah, yakni berkisar dari 4,23 persen hingga 2,62 persen.
Begitu pula dengan penyerapan kredit berdasarkan lokasi bank di Pulau Dewata yang masih didominasi penyaluran di Denpasar dan Badung, sedangkan kabupaten lainnya memiliki persentase penyaluran kredit antara 2 persen dan 6 persen. Zulmi mencatat penyebab rendahnya penyaluran kredit di wilayah itu karena pusat perekonomian di Pulau Dewata terletak di Denpasar dan Badung dan sebagian besar bank beroperasi di wilayah tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Kami mendorong perbankan untuk mengembangkan infrastruktur dan memperluas jaringannya ke berbagai penjuru daerah untuk meningkatkan akses keuangan masyarakat," kata Kepala OJK Bali Zulmi di Denpasar, Sabtu.
Menurut dia, terwujudnya akselerasi pertumbuhan yang merata dapat dilakukan dengan pendekatan pemerataan akses keuangan masyarakat melalui penyaluran kredit produktif.
Penyaluran kredit produktif untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terbesar di Denpasar sebesar Rp14,6 triliun atau 54,07 persen dan disusul Kabupaten Badung (10,94 persen), Kabupaten Gianyar (8,42 persen), Buleleng (6,86 persen), dan Tabanan (6,81 persen).
Wilayah Kabupaten Karangasem, Jembrana, Bangli, dan Klungkung, kata dia, tingkat penyerapan kredit masih tergolong rendah, yakni berkisar dari 4,23 persen hingga 2,62 persen.
Begitu pula dengan penyerapan kredit berdasarkan lokasi bank di Pulau Dewata yang masih didominasi penyaluran di Denpasar dan Badung, sedangkan kabupaten lainnya memiliki persentase penyaluran kredit antara 2 persen dan 6 persen. Zulmi mencatat penyebab rendahnya penyaluran kredit di wilayah itu karena pusat perekonomian di Pulau Dewata terletak di Denpasar dan Badung dan sebagian besar bank beroperasi di wilayah tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015