Denpasar (Antara Bali) - Indeks kebahagiaan masyarakat Bali mencapai 68,46 pada skala 0-100 yang merupakan rata-rata dari angka indeks yang dimiliki oleh setiap individu di Pulau Dewata itu selama tahun 2014.

"Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan tingkat kehidupan yang semakin bahagia," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Kamis.

Ia menjelaskan bahwa indeks kebahagiaan merupakan indeks komposit yang disusun oleh tingkat kepuasan terhadap 10 aspek kehidupan yang esensial.

Ke-10 aspek tersebut secara substansi dan bersama-sama merefleksikan tingkat kebahagiaan yang meliputi kepuasan terhadap kesehatan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan rumah tangga, dan keharmonisan keluarga.

Selain itu juga menyangkut ketersediaan waktu luang, hubungan sosial, kondisi rumah tangga, aset, keadaan lingkungan dan kondisi keamanan.

Panasunan Siregar menambahkan bahwa keterbatasan indikator ekonomi dalam merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat telah meningkat perhatian dunia terhadap aspek sosial dalam pembangunan.

Panasunan Siregar menjelaskan, kemajuan pembangunan dalam berbagai aspek kehidupan selama ini banyak dilihat dari indikator ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi dan menurunnya angka kemiskinan.

Berkurangnya angka kemiskinan dinilai belum cukup untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan yang sesungguhnya, karena indikator ekonomi tersebut pada umumnya diukur secara obyektif dengan pendekatan berbasis uang.

Tingkat kesejahteraan masyarakat sebenarnya dapat diukur dengan dua cara yakni menggunakan standar yang sama (obyektif) dan menggunakan standar yang tidak sama ( indikator subyektir).

"Salah satu indikator kesejahteraan yang mengukur capaian berdasarkan standar yang tidak sama untuk masing-masing individu adalah indeks kebahagiaan," ujar Panasunan Siregar. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015