Semarapura (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Ketut Mandia mengatakan, tempat penampungan akhir (TPA) sampah di Sente, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung kini keberadaannya sangat meresahkan masyarakat sekitarnya.
"Masyarakat mengeluhkan TPA Sente karena bau busuk, sampah sampai keluber ke luar dan dihinggapi banyak lalat," kata Ketut Mandia yang juga bendesa adat (Ketua Adat) Pikat, Klungkung, Minggu.
Ia mengatakan, bahkan pada saat musim hujan air rembesan sampah masuk wilayah pemukiman ke Banjar Sente di sebelah timur TPA.
"Kondisi demikian harus segera mendapat penanganan dari Pemkab setempat, jika dibiarkan akan sangat mengganggu kesehatan masyarakat," ujar Mandia.
Oleh sebab itu Pemkab Klungkung diingatkan mencari alternatif mengatasi masalah tersebut, mengingat kondisi TPA Sente tidak memungkinkan lagi untuk dimanfaatkan, karena sudah penuh.
Jika dipaksakan untuk tetap difungsikan akan mengganggu lingkungan sekitar, jika pengembangan terkendala lahan, Pemkab Klungkung bisa bekerja sama dengan TPA di Bangli yang lebih luas.
Untuk itu diperlukan armada angkutan sampah yang lebih banyak, yakni truk pengangkut sampah yang kuat mengingat jalur ke Bangli jalanya menanjak.
Menurut Mandia ada alternatif lain, yakni dengan melakukan pengolahan sampah organik dan sampah plastik.
Perlu dilakukan pemilahan sampah sejak awal, dengan cara menglah terutama memilah sampah plastik maka volume sampah bisa ditekan sampai 50 persen.
"Sejauh ini pengolahan sampah hanya wacana saja," ujar Mandia seraya mengaku ada warga yang sampai meninggal dunia akibat sesak nafas kerena bau TPA. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Masyarakat mengeluhkan TPA Sente karena bau busuk, sampah sampai keluber ke luar dan dihinggapi banyak lalat," kata Ketut Mandia yang juga bendesa adat (Ketua Adat) Pikat, Klungkung, Minggu.
Ia mengatakan, bahkan pada saat musim hujan air rembesan sampah masuk wilayah pemukiman ke Banjar Sente di sebelah timur TPA.
"Kondisi demikian harus segera mendapat penanganan dari Pemkab setempat, jika dibiarkan akan sangat mengganggu kesehatan masyarakat," ujar Mandia.
Oleh sebab itu Pemkab Klungkung diingatkan mencari alternatif mengatasi masalah tersebut, mengingat kondisi TPA Sente tidak memungkinkan lagi untuk dimanfaatkan, karena sudah penuh.
Jika dipaksakan untuk tetap difungsikan akan mengganggu lingkungan sekitar, jika pengembangan terkendala lahan, Pemkab Klungkung bisa bekerja sama dengan TPA di Bangli yang lebih luas.
Untuk itu diperlukan armada angkutan sampah yang lebih banyak, yakni truk pengangkut sampah yang kuat mengingat jalur ke Bangli jalanya menanjak.
Menurut Mandia ada alternatif lain, yakni dengan melakukan pengolahan sampah organik dan sampah plastik.
Perlu dilakukan pemilahan sampah sejak awal, dengan cara menglah terutama memilah sampah plastik maka volume sampah bisa ditekan sampai 50 persen.
"Sejauh ini pengolahan sampah hanya wacana saja," ujar Mandia seraya mengaku ada warga yang sampai meninggal dunia akibat sesak nafas kerena bau TPA. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015