Denpasar (Antara Bali) - Pengusaha kecil yang memproduksi aneka barang kerajinan bernilai seni dan nonmigas lainnya dalam jumlah besar, kini memerlukan pasar ke mancanegara.
"Sektor pariwisata cukup membantu dalam memasarkan aneka kerajinan di daerah ini, namun masih memerlukan pasar yang lebih luas lagi untuk meningkatkan perolehan devisa," kata Pengusaha Kerajinan Perak asal Gianyar, Made Sudana di bengkel kerjanya, Jumat.
Ia yang mempekerjakan sekitar 30 perajin dari berbagai keahlian di bidang perhiasan perak itu memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisikan hiasan perak berukir khas Bali, memiliki ciri khas sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, terutama yang datang dari Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Singapura
Perajin perak sudah mampu memproduksi dalam jumlah banyak pada waktu yang
singkat sesuai permintaan konsumen, namun produksi yang banyak itu sekarang memerlukan pasar yang lebih luas, tutur pria yang tekun dibisnisnya itu.
Pasar perhiasan perak di Australia kini semakin berkembang, tutur Made sambil menunjukkan berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini yang terbanyak diekspor ke Singapura.
Perdagangan ekspor akan aneka barang perhiasan dan permata produksi Bali memang cukup stabil, sehingga setiap bulannya ada saja yang dikirim ke pasar luar negeri, bahkan nilai ekspor dari Bali bertambah besar.
Tidak hanya perdagangan perhiasan saja yang memerlukan pasar ekspor, juga aneka barang kerajinan lainnya, mengingat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini pangsa pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong relatif berkurang.
Sebagaimana Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat perolehan devisa dari perdagangan aneka kerajinan dan nonmigas Bali lainnya selama tiga tahun terakhir ini berkurang, sesuai kondisi ekonomi negara-negara pembeli terbesar barang produksi Pulau Dewata.
BPS Bali mencatat, perolehan devisa non migas Bali selama tiga tahun terakhir ini merosot yakni selama 2011 misalnya mampu mengekspor aneka barang kerajinan bernilai 652 juta dolar AS berkurang menjadi 579 juta tahun berikutnya.
Realisasi perdagangan luar negeri tahun 2013 hanya mampu mengantongi devisa nonmigas hanya 529 juta dolar AS, sedangkan pada periode tahun 2014 hingga Oktober baru sebanyak 451, 7 juta dolar. Oleh sebab itu pengusaha perlu perluasan pangsa pasar baru. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Sektor pariwisata cukup membantu dalam memasarkan aneka kerajinan di daerah ini, namun masih memerlukan pasar yang lebih luas lagi untuk meningkatkan perolehan devisa," kata Pengusaha Kerajinan Perak asal Gianyar, Made Sudana di bengkel kerjanya, Jumat.
Ia yang mempekerjakan sekitar 30 perajin dari berbagai keahlian di bidang perhiasan perak itu memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisikan hiasan perak berukir khas Bali, memiliki ciri khas sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, terutama yang datang dari Amerika Serikat, Eropa, Australia dan Singapura
Perajin perak sudah mampu memproduksi dalam jumlah banyak pada waktu yang
singkat sesuai permintaan konsumen, namun produksi yang banyak itu sekarang memerlukan pasar yang lebih luas, tutur pria yang tekun dibisnisnya itu.
Pasar perhiasan perak di Australia kini semakin berkembang, tutur Made sambil menunjukkan berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri saat ini yang terbanyak diekspor ke Singapura.
Perdagangan ekspor akan aneka barang perhiasan dan permata produksi Bali memang cukup stabil, sehingga setiap bulannya ada saja yang dikirim ke pasar luar negeri, bahkan nilai ekspor dari Bali bertambah besar.
Tidak hanya perdagangan perhiasan saja yang memerlukan pasar ekspor, juga aneka barang kerajinan lainnya, mengingat dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini pangsa pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong relatif berkurang.
Sebagaimana Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat perolehan devisa dari perdagangan aneka kerajinan dan nonmigas Bali lainnya selama tiga tahun terakhir ini berkurang, sesuai kondisi ekonomi negara-negara pembeli terbesar barang produksi Pulau Dewata.
BPS Bali mencatat, perolehan devisa non migas Bali selama tiga tahun terakhir ini merosot yakni selama 2011 misalnya mampu mengekspor aneka barang kerajinan bernilai 652 juta dolar AS berkurang menjadi 579 juta tahun berikutnya.
Realisasi perdagangan luar negeri tahun 2013 hanya mampu mengantongi devisa nonmigas hanya 529 juta dolar AS, sedangkan pada periode tahun 2014 hingga Oktober baru sebanyak 451, 7 juta dolar. Oleh sebab itu pengusaha perlu perluasan pangsa pasar baru. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015