Negara (Antara Bali) - Polres Jembrana beserta jajarannya mewaspadai travel warning yang dikeluarkan pemerintah Amerika Serikat (AS), untuk warganya di berada di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Meskipun travel warning tersebut diterapkan untuk Surabaya, karena ada jalur ke Bali, kami juga ikut waspada, apalagi Jembrana merupakan salah satu pintu masuk pulau ini," kata Kapolsek Negara, Komisaris Made Prihenjagat, di sela-sela razia terhadap kendaraan yang lewat di jalan raya Denpasar-Gilimanuk, Kamis.
Menurutnya, dari atasan memang ada perintah untuk melakukan pengamanan dan pemeriksaan berlapis terhadap kendaraan, orang dan barang yang masuk ke Bali, dimulai dari Pelabuhan Gilimanuk.
Ia mengatakan, pihaknya rutin melakukan razia kendaraan yang lewat setiap hari, namun dengan adanya travel warning dari AS tersebut, pemeriksaannya lebih ditingkatkan.
"Seluruh Polsek juga melakukan kegiatan serupa. Selain kendaraan yang melintas, kami juga melakukan operasi ke hotel maupun tempat kos," ujarnya.
Ketatnya pengamanan polisi di Kabupaten Jembrana juga dirasakan oleh Ahmad Baidowi, seorang agen pupuk organik, yang sedang memasarkan produknya di wilayah ini.
Ia mengaku, saat masuk ke desa di pelosok sempat didatangi beberapa anggota intelejen maupun reserse kriminal, yang menanyakan identitas serta keperluannya.
"Untung saat itu saya mengajak Petugas Penyuluh Lapangan bidang pertanian, sehingga masalahnya menjadi jelas. Mungkin saya dikira mau berbuat apa di desa, karena dianggap orang asing," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015
"Meskipun travel warning tersebut diterapkan untuk Surabaya, karena ada jalur ke Bali, kami juga ikut waspada, apalagi Jembrana merupakan salah satu pintu masuk pulau ini," kata Kapolsek Negara, Komisaris Made Prihenjagat, di sela-sela razia terhadap kendaraan yang lewat di jalan raya Denpasar-Gilimanuk, Kamis.
Menurutnya, dari atasan memang ada perintah untuk melakukan pengamanan dan pemeriksaan berlapis terhadap kendaraan, orang dan barang yang masuk ke Bali, dimulai dari Pelabuhan Gilimanuk.
Ia mengatakan, pihaknya rutin melakukan razia kendaraan yang lewat setiap hari, namun dengan adanya travel warning dari AS tersebut, pemeriksaannya lebih ditingkatkan.
"Seluruh Polsek juga melakukan kegiatan serupa. Selain kendaraan yang melintas, kami juga melakukan operasi ke hotel maupun tempat kos," ujarnya.
Ketatnya pengamanan polisi di Kabupaten Jembrana juga dirasakan oleh Ahmad Baidowi, seorang agen pupuk organik, yang sedang memasarkan produknya di wilayah ini.
Ia mengaku, saat masuk ke desa di pelosok sempat didatangi beberapa anggota intelejen maupun reserse kriminal, yang menanyakan identitas serta keperluannya.
"Untung saat itu saya mengajak Petugas Penyuluh Lapangan bidang pertanian, sehingga masalahnya menjadi jelas. Mungkin saya dikira mau berbuat apa di desa, karena dianggap orang asing," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015