Nusa Dua (Antara) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupaya meningkatkan literasi keuangan kaum perempuan dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang selama ini dinilai masih rendah.
"Berdasarkan survei nasional literasi keuangan tahun 2013, tingkat literasi keuangan perempuan hanya 19 persen dan UMKM sebesar 16 persen," kata Komisioner OJK Bidang Pendidikan Keuangan dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S Soetiono dalam seminar internasional terkait literasi keuangan kepada perempuan dan pelaku UMKM di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.
Menurut dia, persentase tersebut jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 40 persen.
"Kami tetap melakukan program walaupun tantangannya banyak sekali karena jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak di ASEAN," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa dari data hasil Sensus Penduduk 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan jenis kelamin, jumlah perempuan mencapai 118 juta jiwa dengan usia produktif mencapai 78 juta jiwa yakni berusia dari 15 hingga 64 tahun atau sekitar 66 persen dari total populasi perempuan.
Sedangkan dari sektor UMKM, di Tanah Air tercatat sebanyak 56 juta unit usaha dengan sektor mikro sebanyak 55 juta unit usaha.
Sektor itu menyerap sedikitnya 107 juta jiwa atau sekitar 78 persen dari total penduduk Indonesia.
Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian sebesar 59 persen terhadap produk domestik bruto.
"Hal itulah yang mendasari pentingnya peningkatan literasi keuangan kepada perempuan dan UMKM," imbuhnya.
Sejak awal tahun 2013, OJK telah melakukan program literasi keuangan kepada perempuan dan UMKM di 24 kota di Tanah Air termasuk kepada ibu rumah tangga.
"Separuh kota dari 24 itu sudah menunjukkan hasil. Dari awalnya pemahaman masih rendah, kini sudah lebih paham termasuk penggunaan produk perbankan dan asuransi," ucapnya.
Literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami pengetahuan serta keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan untuk mencapai kesejahteraan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Berdasarkan survei nasional literasi keuangan tahun 2013, tingkat literasi keuangan perempuan hanya 19 persen dan UMKM sebesar 16 persen," kata Komisioner OJK Bidang Pendidikan Keuangan dan Perlindungan Konsumen, Kusumaningtuti S Soetiono dalam seminar internasional terkait literasi keuangan kepada perempuan dan pelaku UMKM di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.
Menurut dia, persentase tersebut jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia dan Thailand yang sudah mencapai 40 persen.
"Kami tetap melakukan program walaupun tantangannya banyak sekali karena jumlah penduduk Indonesia yang lebih banyak di ASEAN," imbuhnya.
Dia menjelaskan bahwa dari data hasil Sensus Penduduk 2010 oleh BPS, jumlah penduduk Indonesia berdasarkan jenis kelamin, jumlah perempuan mencapai 118 juta jiwa dengan usia produktif mencapai 78 juta jiwa yakni berusia dari 15 hingga 64 tahun atau sekitar 66 persen dari total populasi perempuan.
Sedangkan dari sektor UMKM, di Tanah Air tercatat sebanyak 56 juta unit usaha dengan sektor mikro sebanyak 55 juta unit usaha.
Sektor itu menyerap sedikitnya 107 juta jiwa atau sekitar 78 persen dari total penduduk Indonesia.
Sementara itu kontribusi UMKM terhadap perekonomian sebesar 59 persen terhadap produk domestik bruto.
"Hal itulah yang mendasari pentingnya peningkatan literasi keuangan kepada perempuan dan UMKM," imbuhnya.
Sejak awal tahun 2013, OJK telah melakukan program literasi keuangan kepada perempuan dan UMKM di 24 kota di Tanah Air termasuk kepada ibu rumah tangga.
"Separuh kota dari 24 itu sudah menunjukkan hasil. Dari awalnya pemahaman masih rendah, kini sudah lebih paham termasuk penggunaan produk perbankan dan asuransi," ucapnya.
Literasi keuangan merupakan kemampuan untuk memahami pengetahuan serta keterampilan untuk mengelola sumber daya keuangan untuk mencapai kesejahteraan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014