Jakarta (Antara) - Ahli gizi Ines Yumahana Gulardi mengingatkan pentingnya seseorang untuk terus menggerakkan badannya guna mengimbangi asupan gizi yang diperoleh tubuh dari makanan, seperti kalsium, vitamin dan zat penting lainnya.

"Banyak nutrisi yang tidak diolah secara sempurna oleh tubuh karena kurangnya individu dalam bergerak," kata Ines, Senior Nutrition Manager Fonterra Brands Indonesia di Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu.

Dengan badan terus bergerak, kata dia, akan memicu metabolisme tubuh yang baik sehingga pengolahan gizi dari nutrisi yang dikonsumsi akan lebih baik dibandingkan mereka yang kurang gerak.

"Diabetes itu berhubungan dengan duduk yang terlalu lama dan orang menonton televisi tanpa gerak juga kerap menjadi pemicu masalah jantung," kata dia.

Untuk itu, Ines menyarankan agar siapapun untuk menyempatkan diri untuk bergerak sekecil apapun, ditunjang dengan kreativitas masing-masing individu.

"Kita bisa mengkreasikan diri dengan aneka gerak seperti kegiatan membereskan rumah, mengusahakan jalan menuju tempat makan saat istirahat atau sekadar membuat kopi sendiri menuju pantry," kata dia.

Idealnya, kata Ines, setiap individu menggerakkan tubuhnya selama 2,5 jam setiap pekan.

Lebih lanjut dikatakannya, kurang gerak bagi individu merupakan pelengkap kombinasi yang buruk setelah seseorang sibuk bekerja setiap hari dan menerapkan pola makan yang tidak sehat.

"Sibuk bekerja tanpa aktivitas fisik dan salah pilih makanan sama dengan kombinasi buruk," kata dia.

Sementara itu, individu harus cermat dalam mengatur pola makan. Menurut Ines, setiap individu harus berusaha mencukupi kebutuhan nutrisinya sehingga dapat menunjang kesehatan dan aktivifasnya.

Kebutuhan nutrisi berbeda-beda sesuai usia, jenis kelamin, kondisi tubuh dan aktivitas. "Untuk menjaga asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan kita, maka dibutuhkan pengetahuan pola makan yang baik, memilih jenis makanan sehat dan cukup," katanya.

Dengan begitu, lanjut dia, kebiasaan makan tidak memicu masalah kesehatan yang mungkin disebabkan karena kekurangan ataupun kelebihan zat gizi, misalnya pada kasus penyakit kurang darah (anemia) atau kegemukan.

"Kuncinya adalah memilih asupan makanan yang padat gizi, bervariasi dengan porsi ringan, perbanyak sayuran dan buah-buahan. Jangan kalap dengan memilih asupan yang mengenyangkan dan enak namun tidak bernilai gizi tinggi," katanya.(I018)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014