Denpasar (Antara Bali) - Perajin kreatif mengembangkan desain baru sesuai selera dan kondisi keuangan konsumen mancanegara, menyebabkan devisa dari kerajinan berbahan baku kayu meningkat dengan pasar utama Amerika Serikat (AS).

"Perajin masih bergairah memproduksi mata dagangan bernilai seni, berbahan baku kayu untuk memenuhi permintaan konsumen AS maupun negara Eropa lainnya," kata Nyoman Budiasa pengusaha dan eksportir aneka kerajinan Bali di Denpasar Jumat.

Patung maupun perabotan rumah tangga berbahan baku kayu yang dipesan kebanyakan hasil karya seniman pahat dari perkampungan seniman Ubud, baik untuk koleksi hias ruang kamar, meja kerja, dan ruangan lainnya dengan berbagai jenis ukuran dengan harga bervariasi.

Ia yang juga perajin setengah baya ini mengatakan, aneka kerajinan diproduksi oleh masyarakat di Desa Tegalalang Gianyar yang banyak membuat patung burung dari kayu albasia, selain kayunya ringan juga mudah dibentuk dan tahan lama.

Kayu bahan baku patung semula dijemur dan diasapi tiga sampai empat hari agar kandungan air dalam kayu berkurang, sehingga awet dan tidak berjamur. Setelah kering, kayu dipahat atau dibentuk, lalu dicat sesuai dengan aslinya.

Harga jual patung burung, tergantung ukuran dan detail cat atau bahan bakunya, tetapi harga standar mulai dari Rp 25.000 untuk patung kecil hingga Rp 250 ribu untuk yang berukuran tinggi satu meter. Karena keindahannya patung burung karya masyarakat banyak diekspor.

Badan Pusat Statitik (BPS) Provinsi Bali mencatat bahwa AS merupakan pembeli terbanyak atau 30 persen aneka kerajinan berbahan baku kayu yang diperdagangkan untuk memenuhi permintaan pasar negeri Paman Sam tersebut, menyusul 18 persen ke Eropa.

AS merupakan negara pengimpor terbanyak aneka barang kerajinan dan komuditi nonmigas Bali lainnya, karena selain aneka kerajinan berbahan baku kayu, yang terbanyak dibeli juga daging dan ikan olahan, perabotan rumah tangga dan kerajinan lainnya.

Besarnya permintaan konsumen tersebut menyebabkan AS pengimpor terbesar nonmigas Bali selama ini yakni mencapai 85 juta dolar AS selama Januari-September 2014, menyusul Jepang bernilai 47,6 jutas dolar dan Singapura diurutasn ketiga yakni 34,9 juta dolar.

Sementara perolehan devisa aneka kerajinan bernilai seni dan nonmigas Bali lainnya selama Sembilan bulan I-2014 tercatat sebanyak 399 juta dolar bertambah tipis yakni 1,32 persen jika dibandingkan periode yang sama 2013 yang hanya 393,8 juta dolar. (WDY)

Pewarta: Oleh I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014