Denpasar (Antara Bali) - Ketua DPRD Bali Nyoman Adi Wiryatama menegaskan, DPRD setempat tidak akan membentuk panitia khusus (pansus) untuk membahas rencana reklamasi Teluk Benoa di Kabupaten Badung.
"Usulan Fraksi PDIP membentuk Pansus reklamasi Teluk Benoa bukan agenda penting untuk menjadi prioritas kerja anggota Dewan. Walau saat ini masyarakat menyikapi terkait reklamasi tersebut terjadi pro dan kontra," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan DPRD Bali belum membicarakan rencana pembentukan Pansus Reklamasi Teluk Benoa. Karena masih ada agenda lain yang sangat penting untuk menjadi prioritas kerja anggota Dewan.
"Belum sampai ada rencana pembentukan Pansus Reklamasi Teluk Benoa. Itu belum terlalu penting. Mungkin ada yg urgen, misalnya Pansus UU Desa dan yang lainnya. Kita belum bicara sampai ke situ," kata mantan Bupati Tabanan dua periode itu.
Menurut Adi Wiryatama, walau pun muncul polemik di tengah masyarakat terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, namun DPRD Bali tidak serta merta menyikapinya dengan membentuk Pansus.
DPRD Bali, kata dia, akan mengedepankan skala prioritas kerja yang berhubungan dengan kepentingan rakyat.
"Polemik itu biasa saja terjadi. Di Bali udah biasa polemik. Mencari yang baik itu harus berpolemiklah dahulu," ucapnya.
Untuk diketahui, selama ini masyarakat Bali terbelah sikapnya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Namun belakangan ini, dukungan terhadap rencana reklamasi itu mulai menguat setelah masyarakat mengetahui manfaat positif reklamasi tersebut. Pemuda Kabupaten Badung yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Pariwisata Kabupaten Badung (FP3 Badung) menjadi komponen kekuatan baru yang kini gencar menggalang dukungan masyarakat lintas sektoral untuk mendukung rencana reklamasi Teluk Benoa.
Bahkan mereka mendatangi kelompok pemuda dan seniman untuk menyosialisasikan manfaat reklamasi tersebut.
Dari kajian FP3 Badung, terdapat sedikitnya 10 manfaat reklamasi Teluk Benoa, sebagaimana terpampang dalam berbagai baliho raksasa di Bali, yakni menciptakan destinasi wisata baru, menambah satu hingga dua juta wisatawan, menambah ruang terbuka hijau, terciptanya 250 ribu lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan perkapita negara 1.000 hingga 5.000 dolar AS, menaikkan kelas dan kualitas pariwisata Bali.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014
"Usulan Fraksi PDIP membentuk Pansus reklamasi Teluk Benoa bukan agenda penting untuk menjadi prioritas kerja anggota Dewan. Walau saat ini masyarakat menyikapi terkait reklamasi tersebut terjadi pro dan kontra," katanya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan DPRD Bali belum membicarakan rencana pembentukan Pansus Reklamasi Teluk Benoa. Karena masih ada agenda lain yang sangat penting untuk menjadi prioritas kerja anggota Dewan.
"Belum sampai ada rencana pembentukan Pansus Reklamasi Teluk Benoa. Itu belum terlalu penting. Mungkin ada yg urgen, misalnya Pansus UU Desa dan yang lainnya. Kita belum bicara sampai ke situ," kata mantan Bupati Tabanan dua periode itu.
Menurut Adi Wiryatama, walau pun muncul polemik di tengah masyarakat terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, namun DPRD Bali tidak serta merta menyikapinya dengan membentuk Pansus.
DPRD Bali, kata dia, akan mengedepankan skala prioritas kerja yang berhubungan dengan kepentingan rakyat.
"Polemik itu biasa saja terjadi. Di Bali udah biasa polemik. Mencari yang baik itu harus berpolemiklah dahulu," ucapnya.
Untuk diketahui, selama ini masyarakat Bali terbelah sikapnya terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Namun belakangan ini, dukungan terhadap rencana reklamasi itu mulai menguat setelah masyarakat mengetahui manfaat positif reklamasi tersebut. Pemuda Kabupaten Badung yang tergabung dalam Forum Pemuda Peduli Pariwisata Kabupaten Badung (FP3 Badung) menjadi komponen kekuatan baru yang kini gencar menggalang dukungan masyarakat lintas sektoral untuk mendukung rencana reklamasi Teluk Benoa.
Bahkan mereka mendatangi kelompok pemuda dan seniman untuk menyosialisasikan manfaat reklamasi tersebut.
Dari kajian FP3 Badung, terdapat sedikitnya 10 manfaat reklamasi Teluk Benoa, sebagaimana terpampang dalam berbagai baliho raksasa di Bali, yakni menciptakan destinasi wisata baru, menambah satu hingga dua juta wisatawan, menambah ruang terbuka hijau, terciptanya 250 ribu lapangan kerja baru, meningkatkan pendapatan perkapita negara 1.000 hingga 5.000 dolar AS, menaikkan kelas dan kualitas pariwisata Bali.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2014